Tribunners / Citizen Journalism
Realisme Politik dan Penegakan Hukum Pemilu
Keadilan pemilu butuh hukum responsif. Politik hukum harus bebas intervensi demi demokrasi yang substansial.
Benny Sabdo
- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta
- Anggota Asosiasi Studi Sosio-Legal Indonesia
- Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Adhyaksa
Peran dan Kiprah Jabatan
- Anggota Bawaslu DKI Jakarta, sebelumnya juga pernah menjadi Anggota Bawaslu Kota Jakarta Utara.
- Divisi Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, bertugas memastikan tahapan pemilu berjalan sesuai regulasi dan menangani pelanggaran pemilu.
Aktivitas
Aktif dalam pengawasan partisipatif dan penegakan hukum pemilu melalui Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu)
TRIBUNNEWS.COM - Dalam upaya menuju negara demokratis, wajah hukum harus hadir sebagai kompas yang menavigasi keadilan.
Permasalahan mengenai konsepsi keadilan dalam periode transisi politik di Indonesia hingga saat ini masih dalam proses pencarian.
Sejak perubahan UUD NRI Tahun 1945 pada 1999-2022 di MPR, Indonesia telah bergerak meninggalkan sistem pemerintahan otoriter ke sistem demokrasi.
Dalam perspektif pemilu, setiap pelanggaran pemilu, sekecil apa pun, berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap kualitas demokrasi.
Dengan demikian, penting untuk mengkaji politik hukum pemilu, dalam konteks regulasi dan praktiknya, demi terwujudnya pemilu yang luber dan jurdil.
Konsepsi politik hukum memiliki makna yang sangat mendalam. Substansi politik hukum pada dasarnya terletak pada empat poin penting.
Pertama, politik hukum merupakan kebijakan resmi negara yang akan menetapkan suatu peraturan hukum (ius constitutum).
Kedua, kebijakan tersebut bertalian dengan hukum yang dapat dioperasionalkan (ius operatum).
Ketiga, kebijakan itu berhubungan dengan hukum yang dicita-citakan (ius constituendum). Keempat, politik hukum bertujuan mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Misalnya, penegakan hukum pidana pemilu ditangani oleh Gakkumdu.
Gakkumdu adalah pusat aktivitas penegakan hukum pidana pemilu yang terdiri atas unsur Bawaslu, Kepolisian dan Kejaksaan.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
| Budi Arie Ingin Gabung Gerindra, Pakar: Realistis, Jadi Relawan Sering Diabaikan Kekuatan Politiknya |
|
|---|
| Mengapa Projo Tak Jadi Parpol seperti NasDem Dulu? Ini Analisis Pengamat |
|
|---|
| Sikap Politik Projo: Sukseskan Prabowo pada Pemilu 2029 Tanpa Gibran Rakabuming Raka |
|
|---|
| Projo Disarankan Melebur ke PSI Jika Ingin "Diakui" Pemerintahan Prabowo |
|
|---|
| Rakernas PP AMMDI Dibuka Sekjen Golkar, Bahas Peran Strategis Dai dalam Dakwah Politik |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.