Minggu, 10 Agustus 2025

Edwin Soeryadjaya: AI Harus Memperkuat Peran Manusia dan Berakar Nilai-nilai Kemanusiaan

AI harus dikembangkan untuk memperkuat peran manusia dan berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.

Forbes
KECERDASAN BUATAN - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Selasa (8/8/2025). Ketua Dewan Pembina Universitas Kristen Indonesia (UKI) Edwin Soeryadjaya menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam revolusi kecerdasan buatan (artificial intelligence) namun AI harus dikembangkan untuk memperkuat peran manusia dan berakar pada nilai-nilai kemanusiaan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Universitas Kristen Indonesia (UKI) Edwin Soeryadjaya menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam revolusi kecerdasan buatan (artificial intelligence). 

Menurutnya, AI harus dikembangkan untuk memperkuat peran manusia dan berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.

“Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam revolusi A.I. Kita harus melompat maju. Workshop ini bukan sekadar kegiatan akademik, tapi katalis untuk kolaborasi dan pembangunan kapasitas masa depan,” ujar Edwin saat membuka workshop Advancing A.I. Capacity in Indonesian Universities di Perpustakaan Nasional, Jakarta belum lama ini.

Baca juga: Adopsi AI di Perusahaan Indonesia Tumbuh 47 Persen Tapi Masih Tahap Dasar

Dalam acara yang diadakan Universitas Kristen Indonesia (UKI), University of Southern California (USC), dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI)  dihadiri oleh 63 dosen dari berbagai wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua, Edwin menekankan, teknologi seharusnya menjadi alat yang memperluas manfaat bagi masyarakat.

Seluruh peserta berbeda dari sesi sebelumnya, yang mayoritas berasal dari latar belakang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Pada sesi ini, peserta berasal dari disiplin ilmu yang lebih beragam, mencakup ilmu sosial, humaniora, dan bisnis.

Selain peserta dari Indonesia, workshop ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, sementara pembicara internasional dari Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat turut hadir secara daring untuk berbagi perspektif global.

“Di UKI, kami percaya bahwa teknologi harus melayani kemanusiaan, bukan sebaliknya. AI seharusnya memperkuat peran guru, memperluas akses kesehatan, dan dikembangkan dengan etika serta empati sebagai dasarnya. Mari kita majukan A.I. dan ekosistemnya yang bertanggung jawab, yang berakar pada nilai, bukan sekadar data,” tegasnya.

Workshop hasil kolaborasi UKI, University of Southern California (USC), dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) ini dihadiri 63 dosen dari berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua, serta perwakilan dari Malaysia. Peserta berasal dari beragam disiplin ilmu, mulai dari STEM hingga sosial, humaniora, dan bisnis.

Selain sesi materi dasar seperti intro to machine learning, large language models, dan penggunaan A.I. untuk penelitian, workshop ini juga membahas etika, implikasi, dan peluang A.I. dalam pendidikan tinggi.

Edwin menyebut, kegiatan ini penting untuk memastikan para pendidik tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu mengadaptasikannya secara relevan dengan konteks lokal.

“Kita membutuhkan dosen yang siap menjadi penghubung antara teknologi dan pembelajaran, agar transformasi A.I. membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Dengan dukungan pembicara dari dalam dan luar negeri, Edwin berharap inisiatif ini akan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai motor penggerak ekosistem A.I. nasional.

“Ini adalah langkah awal. Kita harus memastikan AI yang berkembang di Indonesia bukan hanya canggih, tapi juga bijaksana,” katanya.

Pramudita Satria Palar, anggota ALMI dan Steering Committee acara mengatakan, di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI, dosen memegang peran penting sebagai penghubung antara teknologi dan pembelajaran.

"Workshop ini kami rancang agar para peserta tidak hanya memahami konsep AI tapi juga mampu mengadaptasikannya dalam konteks lokal, serta membangun kolaborasi lintas institusi yang berkelanjutan,” ujarnya. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan