Jumat, 7 November 2025

Pakubuwana XIII Meninggal Dunia

2 Adik Raja Solo Rasakan Sasmita Wafatnya Pakubuwono XIII, Baju Koko hingga Pohon Tumbang

Gusti Neno dan Gusti Moeng, adik Raja Keraton Solo memiliki firasat sebelum Pakubuwono XIII meninggal

|
TRIBUNSOLO.COM/ASEP ABDULLAH ROWI
FIRASAT RAJA WAFAT - Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono XIII menyebar uang koin yang disertai beras kuning saat Kirab Agung, Senin (1/4/2019). Gusti Neno dan Gusti Moeng, adik Raja Keraton Solo memiliki firasat sebelum Pakubuwono XIII meninggal 

Ringkasan Berita:
  • Pertanda sebelum Raja Keraton Solo meninggal dirasakan adik-adik raja
  • Gusti Neno dan Gusti Moeng menyebut memiliki pengalamannya masing-masing jelang sang kakak wafat
  • Mulai dari pohon tumbang hingga baju koko putih menjadi sasmita alias tanda

TRIBUNNEWS.COM - Pertanda-pertanda sebelum Raja Keraton Solo, Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII wafat dirasakan adik-adik sang raja.

PB XIII meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) pagi di Rumah Sakit Indriati, Sukoharjo.

Penerus dinasti Mataram Islam itu wafat pada usia 77 tahun setelah mengalami sejumlah komplikasi penyakit.

Adapun selain KGPH Surya Wicaksana (Gusti Neno), sasmita atau tanda sebelum PB XIII meninggal dirasakan juga oleh GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng.

Gusti Neno menyebut pohon tumbang di Pesanggrahan Langenharjo memunculkan desas-desus pertanda duka jelang meninggalnya PB XIII.

Sementara Gusti Moeng berbeda. Ia merasakan PB XIII berada di rumah mengenakan baju koko putih.

Pohon Tumbang

Gusti Neno bercerita, tanda alam muncul sebelum keturunan dinasti Mataram Islam itu mangkat.

Sebuah pohon tua besar tumbang di Pesanggrahan Langenharjo, tempat peristirahatan dibangun Pakubuwono IX pada 1870 untuk semedi dalam rangka bermeditasi.

Pesanggrahan Langenharjo terdapat di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Lokasinya 10 kilometer dan dapat ditempih sekitar 20 menit dari Keraton Solo.

Berdiri di tepi sungai (utara Sungai Bengawan Solo), Pesanggrahan Langenharjo dikelilingi oleh pohon-pohon besar membuat hijau kompleks area yang terdiri dari beberapa bangunan.

Baca juga: Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo, Adik Raja Solo Terangkan Tanda Alam Sebelum Berduka

Gusti Neno kepada Tribunnews mengungkapkan, pohon yang tumbang itu adalah pohon jambu mete.

"Jadi pada 31 Oktober 2025 beberapa hari lalu, pohon itu tumbang saat hujan deras dan angin kencang. Menimpa bangunan semi permanen di dekat pendopo pesanggrahan," ujarnya pada Minggu siang.

Lantas, meninggalnya Sinuhun PB XIII pada Minggu pagi memunculkan desas desus di tengah masyarakat.

Termasuk tak sedikit yang menyebut tumbangnya pohon besar di Pesanggrahan Langenharjo adalah sinyal duka kehilangan sang raja.

"Dan memang biasanya di Pesanggrahan Langenharjo segala hal terkait alam itu memberikan semacam perlambang atau sinyal atau sasmita (tanda)," jelasnya.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved