Rabu, 5 November 2025

Edukasi Cinta Bumi, Siswa di Sukoharjo Ubah Limbah Kantin Jadi Produk Lewat Maggot

Dari limbah kantin jadi pakan ternak, siswa Sukoharjo ubah sampah jadi solusi. Mereka belajar wirausaha, keamanan pangan, dan cinta lingkungan.

Penulis: willy Widianto
Tribunnews.com/HO
PENGOLAHAN SAMPAH — Siswa mendapatkan edukasi pemilahan sampah lewat Dropbox Sampah Kemasan (DSK) di SMKN 2 Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (31/10/2025). Lewat program Edukasi Cinta Bumi, mereka belajar mengubah limbah kantin menjadi solusi lingkungan dan produk bernilai guna. 

Ringkasan Berita:
  • Sisa makanan kantin diolah siswa jadi pakan dan kompos.
  • Maggot jadi solusi limbah, siswa belajar wirausaha sosial berkelanjutan.
  • Sekolah ajarkan keamanan pangan dan pilah sampah sejak dini.

TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO — SMK Negeri 2 Sukoharjo Jawa Tengah menerapkan pendekatan edukatif dalam pengelolaan lingkungan sekolah melalui program Edukasi Cinta Bumi.

Salah satu kegiatan utama adalah pemanfaatan limbah kantin untuk budidaya maggot, yang kemudian diolah menjadi produk bernilai guna.

Maggot, atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF), digunakan sebagai agen biokonversi untuk mengurai limbah organik.

Sisa makanan dari kantin sekolah dikumpulkan dan dijadikan media budidaya maggot, yang hasilnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau bahan kompos.

Inisiatif serupa juga dikembangkan di Depok dan Desa Sukobubuk, Jawa Tengah, sebagai bagian dari upaya membangun ekonomi sirkular berbasis masyarakat.

Kegiatan ini menjadi bagian dari sesi praktik kewirausahaan sosial berbasis lingkungan yang diikuti oleh 300 siswa.

Mereka belajar mengolah limbah menjadi produk yang dapat dipasarkan, sekaligus memahami prinsip usaha berkelanjutan dan dampak sosial dari pengelolaan sampah.

Selain budidaya maggot, siswa juga memanfaatkan limbah kayu dari jurusan teknik untuk membuat produk kerajinan.

Kampanye pengurangan emisi kendaraan melalui penggunaan sepeda juga diterapkan sebagai bagian dari edukasi lingkungan.

Kepala SMK Negeri 2 Sukoharjo, Tuti Mahriah, menyatakan bahwa pendekatan ini bertujuan membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki keterampilan praktis.

“Kami ingin siswa tidak hanya tahu teori, tapi juga bisa menerapkan langsung solusi lingkungan di sekitar mereka,” ujar Tuti Mahriah, dikutip Sabtu (1/11/2025).

Seluruh kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Bijak Jajan Cinta Bumi, yang dilaksanakan melalui kerja sama antara sekolah dan pihak swasta.

Baca juga: Geger Komet 3I/Atlas Disebut Pesawat Alien, BRIN: Itu dari Luar Galaksi, Usianya 7 Miliar Tahun

Sebagai fasilitator, program ini didukung oleh Garudafood Group yang menyediakan materi edukasi, sarana pemilahan seperti Dropbox Sampah Kemasan (DSK), serta mendukung pelatihan kewirausahaan sosial dan edukasi keamanan pangan.

Program ini dirancang untuk mengenalkan aspek keamanan pangan dan pengelolaan sampah kepada siswa.

Materi yang disampaikan mencakup cara membaca label kemasan, memeriksa izin edar, dan memperhatikan tanggal kedaluwarsa sebelum membeli makanan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved