Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Misteri Tewasnya Mahasiswa Unnes, LPSK: CCTV Rekam 4 Brimob antar Korban ke RS Kariadi
LPSK ungkap CCTV empat Brimob antar Iko ke RS Kariadi. Mahasiswa Unnes sempat mengigau “jangan pukuli saya lagi” sebelum wafat.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM - Misteri kematian mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes), Iko Juliant Junior (19), memasuki babak baru.
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkap temuan rekaman CCTV yang memperlihatkan empat anggota Brimob mengantar Iko ke RSUP dr Kariadi dalam kondisi kritis.
Temuan ini memperkuat dugaan kejanggalan, mengingat korban sempat mengigau “jangan pukuli saya lagi” sebelum meninggal dunia.
LPSK menegaskan komitmennya untuk melindungi saksi dan keluarga, serta mendorong proses hukum yang transparan dan adil.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Wawan Fahrudi, memaparkan kronologi masuknya Iko Juliant Junior di dr Kariadi Semarang, bersama tiga orang lainnya yang disebut terlibat kecelakaan di jalan Veteran.
Menurut Wawan, berdasarkan penjelasan pihak rumah sakit dan rekaman CCTV, korban Iko dan Ilham tiba di IGD RSUP dr Kariadi pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 03.10 WIB.
Keduanya datang menggunakan mobil double cabin hitam, dengan rotator, diantar empat orang yang diduga petugas berseragam hitam.
“Iko lebih dulu diturunkan menggunakan bed rumah sakit, kemudian disusul Ilham,” ujar Wawan saat jumpa pers di Semarang, Sabtu (13/9/2025).
Iko Juliant Junior adalah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024 yang meninggal dunia secara tragis dan penuh kejanggalan pada Minggu, 31 Agustus 2025.
Sebelum tewas, Iko pamit kepada keluarga untuk mengikuti aksi demonstrasi di Semarang pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Ia sempat pulang malam itu, lalu kembali pergi untuk membantu membebaskan mahasiswa yang ditahan polisi.
Keesokan harinya, Iko ditemukan dalam kondisi kritis dan dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang oleh empat anggota Brimob, berdasarkan rekaman CCTV.
Ia sempat mengigau di rumah sakit, berkata: “Ampun, Pak. Tolong, Pak, jangan pukuli saya lagi” sebanyak tiga kali.
Polisi menyebut penyebab kematian sebagai kecelakaan lalu lintas, namun keluarga dan PBH IKA FH Unnes menduga adanya tindak kekerasan.
Dari rekaman CCTV, Wawan melihat Iko masih bisa bergerak dan memegang handle bed ketika diturunkan dari mobil.
Sumber: Tribun Jateng
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Ajakan Agar Masyarakat Indonesia Tak Terhasut Kerusuhan di Nepal, Andi Arief: Contoh Aksi 212 |
---|
Ada 10 Korban Jiwa Akibat Demo Ricuh, Tim Independen LNHAM Pastikan Suara Korban Tak Terabaikan |
---|
GNB Senang Prabowo Tinggal Teken Keppres soal Reformasi Polri, Ternyata Sudah Dipikirkan sejak Lama |
---|
Tim Independen 6 Lembaga HAM Usut Dampak Kerusuhan pada Demonstrasi Agustus-September 2025 |
---|
Komnas HAM Sebut Yusril Hormati Langkah 6 LNHAM Bentuk Tim Independen Pencari Fakta Demo Ricuh |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.