Hancur oleh Gempa Besar, Bangunan Ponpes Babussalam di Lombok Utara Kembali Berdiri
Upaya restorasi bangunan pondok pesantren terus diupayakan dan sekitar tujuh tahun pasca gempa, bangunan pondok pesantren ini kembali berdiri.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gempa besar dengan kekuatan 7 skala Richter yang terjadi di wilayah Lombok pada Juli 2018 lalu turut menghancurkan infrastruktur pendidikan di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
Salah satu yang terdampak adalah bangunan Pondok Pesantren Babussalam yang luluh lantak karena roboh oleh guncangan gempa hebat.
Upaya restorasi bangunan pondok pesantren ini terus diupayakan dan sekitar tujuh tahun pasca gempa, bangunan pondok pesantren ini kembali berdiri kokoh.
Baca juga: Pernah Hancur oleh Gempa Lombok, Gedung BPSILHK Mataram Digarap dengan Konsep Tahan Guncangan
Pondok pesantren ini dihuni sekitar 500 santri. Pada 11 Maret 2025, dilakukan peresmian ruang kelas serbaguna di pondok pesantren ini bersamaan dengan acara buka puasa bersama 500 santri.
Acara tersebut dihadiri perwakilan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara antara lain Kepala Desa Segara Katon, Ramdan; Ketua BPD Saharman dan Hadiantara dari perwakilan Polsek Gangga Lombok Utara, dan Agung dari perwakilan Koramil Gangga.
Pembangunan ruang kelas serbaguna di ponpes ini atas partisipasi perusahaan es krim Aice. VP Brand Management Center Aice Group, Jason, menjelaskan, inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dia mengatakan, dukungan Aice tidak hanya terbatas pada produk berkualitas, tetapi juga pada aspek sosial, termasuk pendidikan, kesehatan, dan olahraga. "Melihat anak-anak semakin giat belajar dan penuh semangat dalam meraih masa depan adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami," ujarnya dikutip Minggu, 13 April 2025.
Menurutnya, setiap anak memiliki potensi besar untuk menjadi generasi penerus bangsa yang hebat. "Kami senang bisa memberikan dukungan nyata bagi mereka melalui program ini," imbuh Jason. Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada para guru yang dengan penuh dedikasi membimbing dan mendidik anak-anak di ponpes ini.
"Kami berharap ruang kelas serbaguna ini bisa menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif bagi mereka untuk terus berkarya dan mengabdikan diri dalam dunia pendidikan,” ungkap Jason. (tribunnews/fin)
Kesaksian Keluarga Wanita Dicor di Lombok Barat, Pelaku Kirim Pesan Palsu Tutupi Kematian Korban |
![]() |
---|
3 Kejanggalan Kematian Brigadir Esco di Lombok Barat: Warga Tak Cium Bau Busuk dan Tali ke Samping |
![]() |
---|
7 Fakta terkait Kematian Brigadir Esco, Hilang Sejak 19 Agustus, Keluarga Sempat Minta Bantuan Dukun |
![]() |
---|
Polda NTB Ungkap Luka di Tubuh Brigadir Esco, Keluarga Yakin Bukan Akhiri Hidup |
![]() |
---|
Sambangi Pondok Pesantren di Jawa Timur, Kakorlantas Dampingi Kapolri Minta Doa untuk Bangsa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.