Konsep Play-based Learning, Anak-anak PAUD Belajar Lewat Bermain untuk Bangun Pondasi Akademik
Penerapan konsep pembelajaran play-based learning dinilai paling tepat untuk memulai pendidikan pada usia dini (PAUD)
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan konsep pembelajaran play-based learning dinilai paling tepat untuk memulai pendidikan pada usia dini (PAUD), Kelebihan konsep ini membuat anak-anak bisa belajar tentang banyak hal melalui bermain setiap harinya.
Berdasar penelitian, konsep pembelajaran Play-based Learning juga bisa digunakan untuk membangun pondasi akademik yang kuat sekaligus mengembangkanketerampilan sosial selama masa golden age mereka.
Konsep Play-based Learning pada dasarnya mengajak anak-anak belajar melalui bermain.
Astrid Triandini, Principal Lillipods Preschool di BSD, Tangerang, mengatakan, metode pendidikan PAUD ini diadaptasi dari sistem pendidikan Finlandia yang selama ini diakui sebagai salah satu metode pendidikan yang paling bagus di dunia dan diaplikasikan di Lillipods, jaringan preschool global milik HEI Schools Finlandia.
"Pendidikan Finlandia terkenal dengan reputasinya yang memberikan pembelajaran yang menyenangkan pada anak.
Playbased menjadi cara mudah bagi anak anak preschool. Pembelajaran berbasis bermain. Misal bermain menjadi koki anak bisa belajar banyak termasuk problem solving. Ini metode yang paling efektif efisien dan menyenangkan," bebernya.
Arthalia Larsen, Co-founder & Academic Advisor Lillipods Indonesia menjelaskan, satu filosofi LIllipods adalah "Learning with Joy" yang berakar dari sistem pendidikan di Finlandia. "Pembelajaran paling efektif bagi anak-anak, ketika mereka menikmati prosesnya," ungkapnya.
Pihaknya tidak mengajar anak-anak agar bisa membaca dia usia 3 tahun. Tapi berupaya menciptakan lingkungan di mana anak-anak menjadi suka dengan proses belajarnya.
Dia mencontohkan, pada penerapan Konsep Play-based Learning, matematika diperkenalkan pada anak melalui permainan balok, dan pelajaran sains melalui berkebun dan Bahasa Inggris melalui lagu, permainan dan cerita.
Pendekatan ini membuat anak menguasai konsep akademik sekaligus rasa percaya diri dan kemampuan memecahkan masalah sejak dini.
Pendekatan berbasis bermain ini juga membuat anak memiliki persiapan kemampuan akademik yang lebih baik serta mengembangkan keterampilan kognitif, sosial dan kemandirian yang dinilai penting untuk membuat mereka lebih siap ketika memasuki jenjang pendidikan formal.
"Kami menanamkan kecintaan anak pada semangat belajar seumur hidup, bersama dengan kemampuan akademik yang dibutuhkan di jenjang edukasi mereka berikutnya," beber Arthalia Larsen, Co-founder & Academic Advisor Lillipods Indonesia.
Sebagai perbandingan, di Finlandia anak-anak baru mulai belajar membaca di usia 7 tahun dan justru menunjukkan kemampuan literasi yang lebih baik dibanding negara-negara yang memulai pembelajaran calistung lebih dini.
Hal inilah yang menjadi alasan pihaknya menerapkan konsep bermain dalam mengajarkan 6 mata pelajaran esensial yang disesuaikan dengan sistem pendidikan di Indonesia demi mendukung kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan formal.
Enam mata pelajaran esensial tersebut diantaranya 1. 2. 3. 4. 5. 6; kemampuan berbahasa; Numeracy atayu kemampuan memahami konsep logika dan angka; lalu sains dan lingkungan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu tentang lingkungan sekitarnya, serta seni dan budaya untuk mengembangkan kreativitas dan apresiasi budaya
Kemudian adalah pendidikan fisik untuk melatih kemampuan fisik dan kemandirian, serta Socio-emotional Skills untuk mengasah keterampilan sosial dan emosional.
Kemendikdasmen Pastikan TKA Gratis, Sekolah Dilarang Memungut Biaya dari Murid |
![]() |
---|
Kemendikdasmen: Tes Kemampuan Akademik Gratis, Sekolah Dilarang Pungut Biaya |
![]() |
---|
Ketentuan Peserta TPA dan TBI pada SPMB-PT PKN STAN 2025, Ini Jadwalnya |
![]() |
---|
Kinestetik Learner si Paling Gamau Diam! |
![]() |
---|
Tes Kemampuan Akademik dan Masa Depan Pendidikan Kita: Menakar Ulang Evaluasi Demi Generasi Berpikir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.