Kisah Andra, Siswa Sekolah Rakyat yang Dibesarkan Tanpa Ayah
Hidup tanpa ayah, Andra tetap bersemangat menuntut ilmu di Sekolah Rakyat. Fasilitas lengkap, pendidikan gratis, hingga cita-cita besar
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Hidup tanpa kehadiran seorang ayah tidak membuat langkah Andra Farizki Ramdhani (15) terhenti. Siswa kelas 10-4 Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan ini justru menemukan harapan baru lewat hadirnya Sekolah Rakyat, program pendidikan yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Di tengah keterbatasan ekonomi, ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Andra pun bersyukur bisa melanjutkan pendidikan di sekolah berasrama yang memberinya pengalaman sekaligus semangat baru.
“Buat Bapak Presiden Prabowo, terima kasih sudah buat Sekolah Rakyat. Ini buat orang-orang yang nggak mampu. Jadi bikin anak-anak semangat belajar, biar pintar juga, biar Indonesia maju,” ucap Andra penuh haru saat ditemui, Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Pidato Kenegaraan, Presiden Tekankan Peran Sekolah Rakyat Atasi Kemiskinan Absolut
Adaptasi Hidup di Asrama
Sekolah Rakyat yang ditempati Andra menerapkan sistem berasrama. Masa adaptasi tentu penuh tantangan, terutama karena ia harus jauh dari sang ibu.
“Kesannya pasti kangen orang tua. Tapi enaknya di sini ramai sama teman-teman, ada aja kisah lucunya,” ungkapnya.
Rutinitas Andra padat: bangun pagi, salat Subuh, olahraga, hingga upacara sebelum masuk kelas. Sore hari ia menyempatkan diri menelpon ibunya untuk menanyakan kabar.
“Dulu dibangunin mama, sekarang dibangunin teman. Dulu makan masakan mama, sekarang makan rame-rame,” ujarnya lirih.
Meski kadang merasa jenuh, Andra menemukan semangat lewat persahabatan. Bersama Fatir dan Reza, dua teman sekamarnya, ia sering berbagi cerita hingga bercanda. “Asik aja ngobrol sama mereka. Jadi kayak keluarga sendiri,” katanya.
Fasilitas Lengkap, Semangat Belajar Tinggi
Andra mengaku tak menyangka fasilitas di SRMA 10 begitu memadai. Kasur nyaman, ruang belajar luas, hingga suasana yang membuatnya lebih fokus.
“Sekolah umum lebih gampang ngantuk. Kalau di sini enggak. Gurunya jelasin detail banget, jadi gampang nangkep,” jelasnya.
Selain aktif di kelas, Andra juga mengikuti ekstrakurikuler seperti Paskibra, Palang Merah Remaja (PMR), dan tetap menekuni olahraga judo yang sudah lama ia gemari. Pelajaran informatika pun jadi favoritnya.
Cita-Cita dan Baktinya pada Ibu
Meski hidup tanpa ayah, Andra tetap punya semangat besar untuk menggapai cita-cita. Ia bercita-cita melanjutkan pendidikan ke Universitas Pertahanan (Unhan) sekaligus menjadi atlet judo.
“Pengennya masuk Unhan. Mama minta di situ, jadi saya ngikutin karena mama pasti pilih yang terbaik,” ujarnya.
Baginya, mimpi itu bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk sang ibu.
“Mama yang selalu support saya. Orang lain kadang ngeremehin, anggap saya nggak bisa apa-apa. Tapi mama selalu doain saya bisa. Saya cuma mau bilang tetap sayang mama selamanya, habis itu saya peluk mama,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Andra pun bersyukur bisa bersekolah tanpa beban biaya. Menurutnya, Sekolah Rakyat memberikan kesempatan besar bagi anak-anak kurang mampu.
“Kalau sekolah negeri masih ada biaya tambahan, kayak seragam. Kalau di sini nggak ada. Cukup daftar aja,” jelasnya.
Bagi Andra, Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat menimba ilmu, tapi juga pintu harapan yang menuntunnya menuju masa depan lebih baik.
Apa Itu Tantiem BUMN dan Berapa Besarannya? Prabowo Anggap sebagai Akal-akalan, Tegaskan Hapus |
![]() |
---|
KPK Awasi Ketat Alokasi Anggaran Pendidikan Rp 757,8 Triliun untuk 2026 |
![]() |
---|
Bukti Nyata Komitmen Prabowo soal Berantas Korupsi Dinantikan Rakyat, Pakar: Jangan Cuma Omon-omon |
![]() |
---|
Pidato Kenegaraan, Presiden Tekankan Peran Sekolah Rakyat Atasi Kemiskinan Absolut |
![]() |
---|
Prabowo Sisihkan Rp 164,4 Triliun RAPBN 2026 untuk Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.