Selasa, 19 Agustus 2025

RISING GIRLS - Roots of Change 2025: Anak Muda, Lingkungan, dan Masa Depan Berkelanjutan

Rising Girls Global menggelar sebuah gerakan kolaboratif bertajuk Roots of Change.

Istimewa
Rising Girls Global bersama Taman Wisata Alam Angke dan Dior Indonesia menggelar Roots of Change. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional, Rising Girls Global bersama Taman Wisata Alam Angke dan Dior Indonesia menggelar Roots of Change, sebuah gerakan kolaboratif yang menyoroti peran kepemimpinan perempuan dalam pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove.

Bertempat di Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK), Jakarta Utara, acara ini menggabungkan edukasi, diskusi inspiratif, dan aksi nyata di lapangan. 

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Elvira Angelica Manik, Co-Founder Rising Girls Global, yang menekankan pentingnya keterlibatan perempuan muda dalam isu lingkungan, disusul oleh Ertana Hadi, Human Resource Dior Indonesia, yang menegaskan dukungan Dior terhadap program pemberdayaan berbasis keberlanjutan. 

 "Bersama Roots of Change, menanam mangrove di TWAAK menjadi simbol ketahanan dan pemulih ekosistem. Ini adalah bukti nyata bahwa generasi muda mampu bergerak bersama untuk melindungi bumi demi masa depan yang lebih hijau," tutur Elvira Angelica Manik selaku Co-Founder Rising Girls.

Sesi pembuka dilanjutkan dengan presentasi Sophie Kirana, Puteri Indonesia Lingkungan 2024 sekaligus 4th Runner-Up Miss International 2024, yang memaparkan peran penting mangrove bagi lingkungan.

Sophie menjelaskan tiga fungsi utamanya: mencegah abrasi pantai, menjadi habitat bagi berbagai spesies, dan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Ia mengajak perempuan untuk menjadi pemimpin solusi iklim, bukan sekadar penonton perubahan. 

Diskusi berlanjut ke panel bertema “Empowering Women to Lead in Sustainability” yang menghadirkan Siti Rachmania yang merupakan Senior Programme Assistant of Natural Science Unit UNESCO regional Jakarta, Yulies Puspitaningtyas selaku Program Manager Governance, Peace and Security UN Women Indonesia, serta Sari Dewi sebagai CEO The Loan Market Indonesia.

Para pembicara menyoroti bagaimana perempuan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Dalam situasi darurat seperti bencana alam atau ketika harus mengungsi, perempuan menghadapi tantangan yang sering terabaikan, mulai dari kebutuhan ruang aman dan privasi, akses terhadap fasilitas higienis saat menstruasi, hingga risiko meningkatnya kekerasan berbasis gender di area pengungsian. 

Para panelis menekankan bahwa ketahanan perempuan terhadap dampak iklim tidak hanya terkait ekonomi dan lingkungan, tetapi juga keamanan, kesehatan, dan martabat.

Pendidikan perempuan disebut sebagai fondasi penting untuk menciptakan perubahan karena akses terhadap pengetahuan memberdayakan perempuan dalam mengelola sumber daya, melindungi anak, dan beradaptasi terhadap perubahan iklim. Investasi di bidang ini memiliki efek berganda, mengingat perempuan cenderung membagikan pengetahuan kepada lingkungannya.

Selain itu, panel membahas peran ganda perempuan sebagai ibu, istri, dan profesional yang sering kali dibatasi oleh sistem kerja yang kurang fleksibel. Ditekankan perlunya lingkungan kerja yang adaptif terhadap kebutuhan perempuan sekaligus mendorong mereka untuk menciptakan peluang kerja yang sesuai.

Diskusi ditutup dengan ajakan memperkuat kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, media, dan komunitas lokal guna memastikan inklusivitas dan akses yang setara bagi semua kelompok, khususnya perempuan dan generasi muda, dalam menghadapi tantangan iklim. 

"Sebagai bagian dari Roots of Change bersama Rising Girls, saya percaya perubahan berkelanjutan lahir dari komunitas yang saling menguatkan. Penanaman mangrove ini bukan sekadar aksi lingkungan, tetapi juga wadah kepemimpinan perempuan. Semangat ini terinspirasi dari pendiri kami, almarhumah Ibu Murniwati Harahap, yang gigih memperjuangkan keberlanjutan," tutur Ir. Ken Savitri Ambarsari selaku Direktur PT Murindra Karyalestari.

Momentum positif ini berlanjut ke sesi Rise of Changemakers, di mana tiga kelompok peserta perempuan muda: Shanaya (Fashion), LeadHERship (Food Sustainability), dan Kejar Bareng (Education) mempresentasikan ide proyek mereka di hadapan juri: Ir. Ken Savitri Ambarsari, MBA (Direktur Utama Taman Wisata Alam Angke Kapuk), Bulan Setiawan (Interim Communication and Community Associate, Pijar Foundation’s Future Lestari), dan Adisti Chandra (Chief Operating Officer, Instellar Impact Indonesia). Presentasi ini menutup rangkaian diskusi sekaligus menandai lahirnya inisiatif baru yang akan mereka kembangkan ke depannya. 

Sebagai puncak kegiatan, para peserta mengikuti tur edukasi mengelilingi kawasan Taman Wisata Alam Angke, mempelajari sejarahnya, dan memahami peran mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir. Tur ini diakhiri dengan penanaman 100 bibit mangrove yang dipandu oleh pengelola taman dan dilakukan secara simbolis. Momen ini tidak hanya menjadi simbol aksi lingkungan, tetapi juga komitmen untuk merawat pohon yang telah ditanam. 

"Kegiatan Roots of Change bersama Rising Girls ini mengingatkan saya bahwa langkah sederhana seperti menanam pohon bisa berdampak besar. Kita tidak perlu menunggu krisis untuk bergerak. Aksi tulus dari hati, sekecil apa pun, membawa harapan untuk masa depan yang lebih baik," ujar Ertana Hadi selaku HR Dior Indonesia.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan