Kamis, 6 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Guru Besar UI: Pengiriman Pasukan TNI ke Palestina Tak Perlu Tunggu Mandat PBB

Indonesia tidak perlu menunggu persetujuan atau mandat dari PBB ntuk mengirim pasukan perdamaian internasional .

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
PERDAMAIAN DI GAZA - Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana dalam diskusi yang digelar Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) bertajuk Keamanan Nasional Indonesia dalam Dinamika Tantangan Global di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, Senin (3/11/2025). Ia menyebut tak perlu mandat PBB untuk kirim pasukan perdamaian ke Gaza. 

Ringkasan Berita:
  • Tak perlu mandat PBB untuk kirim pasukan perdamaian
  • Indonesia siap mengirim 20 ribu pasukan TNI
  • Bersyukur Indonesia bisa berbuat dalam mewujudkan perdamaian

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana menyatakan Indonesia tidak perlu menunggu persetujuan atau mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirim pasukan perdamaian internasional atau International Stabilization Force (ISF) ke wilayah Gaza, Palestina.

Hal ini ditegaskan Prof Hikmahanto dalam diskusi yang digelar Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) bertajuk 'Keamanan Nasional Indonesia dalam Dinamika Tantangan Global' di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, Senin (3/11/2025).

"Yang kita juga harus lihat ini rencana dari masyarakat internasional untuk menghadirkan pasukan ISF. Banyak yang mengatakan kita harus mendapatkan mandat dari PBB. Saya berpandangan bahwa kita tidak perlu mendapatkan mandat dari PBB," kata Prof Hikmahanto.

Ia menjelaskan, pembentukan ISF sebagai usulan penyebaran keamanan multinasional bukan didasarkan pada skema milik PBB.

Namun, ISF lahir atas dasar kesepakatan bersama atau kesukarelaan dari negara-negara yang satu suara untuk menciptakan perdamaian permanen di Gaza.

Baca juga: Media Israel Sebut TNI Bisa Diterima di Gaza, Pasukan Penjaga Perdamaian dari Turki & Qatar Ditolak

ISF ini tercetus sebagai bagian dari rencana perdamaian berisi 20 poin yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada akhir September 2025.

"Karena ISF ini tidak dalam skema yang dibuat oleh perserikatan bangsa-bangsa. Tetapi ini hampir sama-sama seperti Coalition of the Willing," jelas dia.

Indonesia bersama Pakistan, Turki, Azerbaijan, Australia, Malaysia, Kanada, Prancis dan Siprus telah menunjukkan minat untuk berkontribusi pada ISF.

Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Hancur, Netanyahu Luncurkan Serangan Udara Besar-besaran ke Jalur Gaza

Bahkan Presiden Prabowo Subianto juga telah menyatakan kesiapan Indonesia mengirim 20 ribu pasukan TNI untuk menjadi bagian kekuatan ISF.

"Jadi negara-negara yang memang pada waktu Trump mengajukan 20 poin proposal, itu punya 7 poin. Dan ide saya adalah kalau kita menyumbang sampai 20 ribu bagaimana dijanjikan oleh Bapak Presiden," katanya.

Siap Kirim Pasukan Perdamaian

Presiden Prabowo Subianto setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El Sheikh di Mesir menyatakan kesiapan Indonesia dalam membantu proses perdamaian di Gaza.

Indonesia pun akan menyiapkan pasukan jika dibutuhkan.

"Kalau diminta pasukan penjaga perdamaian, pasukan peacekeeping, Indonesia siap. Itu sudah saya tegaskan. Kita sekarang akan bicara detailnya. Ini masih rumit, tidak gampang. Tapi kita mulai kerja," kata Prabowo, Selasa (14/10/2025).

Menurut Prabowo, Indonesia selalu diajak untuk ikut mendukung proses perdamaian di Palestina.

Hal itu merupakan tekad bangsa Indonesia sejak dahulu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved