Minggu, 9 November 2025

Sinergi Kemensos-KemenP2MI: Pemanfaatan Sekolah Rakyat untuk Calon Pekerja Migran

MoU ini bertujuan meningkatkan kolaborasi dan sinergitas antar lembaga dalam upaya memperkuat kualitas pelayanan bagi PMI.

Editor: Content Writer
dok. Kemensos
SINERGI KEMENSOS-KEMENP2MI - Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) menandatangani nota kesepahaman (MoU), Senin (3/11/2025). MoU ini merupakan upaya memperkuat perlindungan sekaligus pemberdayaan pekerja migran dan keluarganya melalui penyatuan dua program. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Sosial Republik Indonesia menggandeng Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) lewat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang peningkatan sinergi dan kolaborasi antar lembaga negara.

Adapun MoU ini diresmikan dalam rangka memperkuat perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran Indonesia, termasuk dalam hal ini mempersiapkan kurikulum siswa Sekolah Rakyat sebagai bekal bekerja di luar negeri.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menandatangani MoU didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, serta Menteri P2MI Mukhtarudin, bersama jajaran kedua kementerian pada Senin (3/11/2025). 

Menteri P2MI Mukhtarudin dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari MoU ini adalah untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergitas antar lembaga dalam upaya memperkuat kualitas pelayanan bagi pekerja migran Indonesia, baik sebelum, saat, maupun setelah penempatan.

“Hari ini, Kementerian Sosial bersama Kementerian P2MI melakukan penandatanganan MoU yang tujuannya meningkatkan kolaborasi dan sinergitas antar lembaga atau antar instrumen negara yang tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pekerja migran baik sebelum, ketika penempatan, dan sampai sesudah penempatan,” ujar Mukhtarudin.

Melalui pembaruan MoU ini, Kementerian Sosial dan Kementerian P2MI berkomitmen membangun sistem sinergi terpadu antara pendidikan, perlindungan sosial, dan ketenagakerjaan luar negeri — menjadikan Sekolah Rakyat sebagai pintu awal lahirnya pekerja migran Indonesia yang unggul, terampil, dan berdaya saing.

Baca juga: Kolaborasi KemenP2MI-Kemensos: Satukan Dua Program untuk Bekali Pekerja Migran dengan Vokasi

Mukhtarudin menegaskan bahwa konteks kerja sama yang paling relevan dengan Kementerian Sosial adalah pemanfaatan Sekolah Rakyat, sebagai bagian dari program prioritas Presiden.

"Kementerian P2MI akan bersinergi dengan Kementerian Sosial mengoptimalkan Sekolah Rakyat ini juga masuk materinya terkait dengan masalah migran ataupun masalah yang berminat untuk menjadi pekerja migran Indonesia," ungkapnya.

"Arahan Bapak Presiden kepada kami adalah dua hal: pertama, perlindungan pekerja migran Indonesia yang semakin berkualitas, baik sebelum, ketika, dan sesudah penempatan; kedua, peningkatan kapasitas sumber daya manusia pekerja migran Indonesia melalui vokasi," lanjutnya.

Agar dua hal ini terintegrasi sejak awal, Kementerian P2MI akan menggunakan instrumen yang ada, salah satunya adalah Sekolah Rakyat.

"Lewat sinergi dengan Sekolah Rakyat, nanti juga akan kita masukkan kurikulum ataupun materi terkait dengan persoalan pekerja migran Indonesia agar sejak dini program P2MI khususnya untuk penciptaan lapangan kerja bisa terintegrasi dengan menggunakan seluruh instrumen negara yang sudah ada,” tambah Mukhtarudin.

Baca juga: Mensos Gus Ipul Apresiasi Langkah Museum BI Ajak Siswa Sekolah Rakyat Belajar Literasi Keuangan

Menteri Sosial Gus Ipul menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk penguatan program prioritas Presiden dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat sebagai wahana pendidikan yang juga menyiapkan generasi muda menghadapi dunia kerja, termasuk bagi yang berminat menjadi pekerja migran.

“Kehadiran kami di sini untuk memperkuat kolaborasi, memperkuat sinergi dalam rangka menjalankan program-program amanah dari Bapak Presiden, khususnya penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Kita tahu bahwa sekarang sudah ada 166 titik Sekolah Rakyat beroperasi mulai dari SD, SMP, dan SMA,” ujar Gus Ipul.

Dari 166 titik sekolah rakyat, terdapat sekitar 6.700 siswa yang mengikuti proses pendidikan di tingkat SMA. Menurut Gus Ipul, mereka akan lulus pada 2028 dan bagi mereka yang ingin kuliah tentu akan dibimbing, didampingi sampai bisa benar-benar kuliah di perguruan tinggi yang mereka cita-citakan. Sementara bagi yang ingin bekerja, tentu akan diperkuat dengan keterampilan atau pendidikan vokasi. 

"Wabil khusus yang ingin bekerja di luar negeri, tentu ada pendidikan tambahan, khususnya bidang bahasa,” kata Gus Ipul.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved