SBY Nilai Indonesia Tak Salah Gabung BRICS: Ini Akan Jadi Blok Politik dan Ekonomi
SBY menilai Presiden Prabowo Subianto tidak keliru mengambil keputusan bergabung dengan BRICS.
Ringkasan Berita:
- Indonesia kini telah bergabung dengan BRICS
- SBY menilai Presiden Prabowo Subianto tidak keliru mengambil keputusan tersebut.
- SBY menyinggung kompetisi Amerika Serikat (AS) dan China untuk menjadi pemimpin global.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan keputusan Indonesia bergabung dalam BRICS, bersama China dan Rusia, merupakan langkah tepat untuk kepentingan perpolitikan global serta ekonomi nasional.
SBY menilai Presiden Prabowo Subianto tidak keliru mengambil keputusan tersebut.
Hal ini disampaikan SBY dalam diskusi yang digelar Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) bertajuk 'Keamanan Nasional Indonesia dalam Dinamika Tantangan Global' di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, Senin (3/11/2025).
"BRICS ini akan jadi blok untuk politik dan ekonomi. Indonesia tidak salah, Pak Prabowo tidak keliru masuk BRICS," kata SBY dalam paparannya.
SBY menerangkan pasca-bergabungnya Indonesia dalam keanggotaan BRICS, negara - negara global kini melirik Indonesia dalam percaturan geo politik dunia.
SBY kemudian menyinggung kompetisi Amerika Serikat (AS) dan China untuk menjadi pemimpin global.
Kompetisi ini menurutnya tidak akan berhenti.
Rusia juga punya supremasi kejayaan masa lampau dimana Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki ambisi bagi kepentingan bangsa dan negaranya sendiri.
Menurut SBY, ada konsekuensi dari merapatnya Indonesia ke kelompok negara yang sama - sama punya ambisi tersebut.
Namun yang perlu ditekankan adalah bagaimana Indonesia bersikap dalam menghadapi tantangan ke depan sebagai anggota BRICS dengan tetap memikirkan kepentingan nasional.
"Sepanjang tahun ada konsekuensi dan publikasi bagaimana dunia melihat Indonesia sekarang setelah kita join BRICS," katanya.
Mengenai BRICS
BRICS merupakan kelompok negara berkembang dengan ekonomi besar yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok (China), dan Afrika Selatan.
Nama BRICS berasal dari inisial kelima negara tersebut dalam bahasa Inggris.
Didirikan 16 Juni 2009 di Yekaterinburg, Rusia tujuan utama organisasi ini untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, politik, dan sosial antarnegara anggota, menantang dominasi negara-negara Barat dalam sistem keuangan dan politik global, dan mendorong tatanan dunia multipolar yang lebih adil dan seimbang.
Kini jumlah Anggota BRICS terus bertambah.
Saat ini, ada 11 anggota tetap BRICS yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Etiopia, Iran, dan Indonesia.
Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh pada Januari 2025.
BRICS mewakili lebih dari 40 persen populasi dunia dan sekitar 25% PDB global.
| Purbaya Bandingkan Perekonomian RI Era SBY dan Jokowi, Singgung Utang Negara Tembus Rp 9.138 T |
|
|---|
| Rosan Roeslani Ungkap Alasan Indonesia Aktif di Organisasi Internasional |
|
|---|
| Fakta SBY Tak Salami Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Sudah Ngobrol di Holding Room |
|
|---|
| Viral SBY Tak Salami Kapolri di HUT TNI, Wasekjen Demokrat: Itu Situasional Saja |
|
|---|
| SBY Kenang Sosok Karlinah Umar Wirahadikusumah, Teringat Kebaikan ke Ani Yudhoyono |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.