Reformasi Polri
Mantan Wakapolri Nanan Soekarna Soroti Krisis Integritas di Polri
Nanan Soekarna kritik hilangnya kejujuran dari Tribrata Polri, sebut integritas kini makin rapuh.
Ringkasan Berita:
- Nanan Soekarna menyoroti hilangnya kata “kejujuran” dari Tribrata Polri versi 2022, menyebut hal itu sebagai awal pudarnya makna moral dalam institusi kepolisian.
- Ia menegaskan krisis Polri bukan hanya kelembagaan, tapi juga krisis integritas individu, yang berdampak pada rapuhnya kepercayaan publik dan tuntutan reformasi.
- Nanan menyerukan reformasi kultural dan moral Polri, dengan tiga prinsip: nilai di atas jabatan, komitmen tanpa konspirasi, dan keberanian bawahan menjaga integritas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna menyoroti krisis integritas yang melanda institusi Polri, dengan hilangnya kata “kejujuran” dari Tribrata versi 2022.
Hal itu disampaikan Nanan saat memberikan materi pada Dialog Kebangsaan dalam Rangka Hari Jadi Humas Polri ke-74.
"Kata kejujuran yang dulu tertulis dalam Tribrata tahun 1954, tapi hilang di dalam Tribrata tahun 2022," ungkapnya seperti dikutip dari YouTube Divisi Humas Polri, Jakarta, Minggu (2/11/2025).
Baca juga: Soroti Dugaan TPPO Terhadap ABK Perikanan, Legislator Desak Komnas HAM dan Polri Usut Tuntas
Hilangnya Nilai Moral di Polri
Nanan menyampaikan hilangnya satu kata tersebut, maka sejuta makna ikut pudar.
Ia mengatakan tanpa kejujuran, maka hukum kehilangan nurani.
Kemudian, lanjut Nanan, tanpa kejujuran, maka kepercayaan Korps Bhayangkara akan rapuh seperti sekarang ini.
“Sekarang (karena) pimpinan institusi, masyarakat untrusted terhadap Polri bahkan ujungnya minta direformasi kembali Polri," ujarnya.
Ia bercerita kala masih menjabat sebagai Wakapolri.
Saat itu, terdapat tiga hal yang ditanamkannya dalam kode etik Polri.
- Pertama, lima tampilan kepemimpinan Polri.
- Kedua, tujuh tampilan karakter anggota Polri.
- Ketiga, menolak perintah atasan apabila perintahnya tidak benar atau integrity defender.
"Tiga hal itu saya tanamkan di kode etik Polri yang baru saat itu, sebagai jabaran hilangnya kata kejujuran," katanya.
Nanan mengungkapkan, krisis yang dihadapi Polri saat ini bukan hanya soal kelembagaan semata, melainkan juga krisis integritas individunya.
Padahal, lanjut Nanan, integritas adalah jembatan antara kebenaran dan kepercayaan.
"Tanpa integritas kebenaran akan kehilangan arah. Tanpa kebenaran, kepercayaan menjadi rapuh. Integritas bukan hanya sifat pribadi melainkan pondasi moral sistemik," ungkapnya.
Nanan menyebut, seorang Bhayangkara sejati seharusnya menyatukan keduanya, yakni berkata jujur, berpikir benar dan bertindak adil.
"20 tahun kita dulu mereformasi kepolisian agar trust building, membangun kemitraan dan melayani dengan prima. Namun kepercayaan tak tumbuh tanpa kejujuran, kemitraan atau networking rapuh tanpa nilai, keunggulan kosong tanpa moral, itu yang terjadi sekarang mungkin," ujarnya.
Reformasi Polri
| Prabowo Tak Kunjung Umumkan Anggota Komite Reformasi Polri, Mahfud: Saya Tidak Tahu Perkembangannya |
|---|
| Peneliti CSIS: Publik Perlu Menagih Kejelasan Reformasi Kepolisian kepada Presiden Prabowo |
|---|
| Istana Sebut Komite Reformasi Polri Bentukan Presiden Prabowo Diumumkan Pekan Ini |
|---|
| Menko Yusril: Struktur Organisasi Polri di Tangan Presiden Prabowo dan DPR |
|---|
| Mahfud MD Dapat Cerita dari Jenderal: Polisi yang Dianggap Sukses yang Punya Banyak Rumah dan Mobil |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.