Minggu, 2 November 2025

Proyek Kereta Cepat

Ichsanuddin Noorsy Sorot Pernyataan Luhut soal 'Terima Barang Busuk' Proyek Whoosh: Kenapa Menerima?

Noorsy juga mengkritik pernyataan Presiden ke 7 RI Jokowi yang membenarkan proyek Whoosh dengan alasan "social services".

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KERETA CEPAT - Penumpang turun dari Kereta Cepat Whoosh setibanya di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Rabu (29/10/2025). Analis Ekonomi Politik, Ichsanuddin Noorsy mendesak agar eks Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mempertanggungjawabkan pernyataannya yang menyebut ‘menerima barang busuk’ dalam proyek kereta cepat Whoosh. 

Ringkasan Berita:
  • Ichsanuddin Noorsy mendesak agar eks Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mempertanggungjawabkan pernyataannya
  • Luhut Binsar Pandjaitan dalam pernyataannya menyebut ‘menerima barang busuk’ dalam proyek kereta cepat Whoosh
  • Noorsy mengungkapkan kecurigaannya adanya praktik tidak sehat dalam proyek Whoosh

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Ekonomi Politik, Ichsanuddin Noorsy mendesak agar eks Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mempertanggungjawabkan pernyataannya yang menyebut ‘menerima barang busuk’ dalam proyek kereta cepat Whoosh.

Desakan ini disampaikan Noorsy dalam konteks penyelidikan KPK yang telah dimulai terhadap proyek strategis nasional tersebut.Noorsy menegaskan bahwa pernyataan Luhut tentang ‘barang busuk’ proyek Whoosh perlu dijelaskan secara transparan kepada publik.

Baca juga: Ekonom: Restrukturisasi Utang Whoosh Buat Indonesia Masuk Debt Trap, Bikin Bergantung dengan China

Hal itu disampaikan Ichsanuddin Noorsy saat sesi wawancara dengan Tribunnews.com dalam program On Focus pada Selasa (28/10/2025).

"Kita minta pertanggungjawaban Luhut Binsar Pandjaitan ketika dia bilang, 'Saya sudah menerima barang busuknya proyek ini'," tegas Noorsy.

Baca juga: Rocky Gerung Klaim Jokowi Cemas Jika Kasus Dugaan Korupsi Whoosh Dilanjutkan: Skalanya Mencengangkan

Analis senior ini mengajukan tiga pertanyaan kritis yang harus dijawab Luhut, diantaranya "Bagaimana Anda mendeskripsikan ini barang busuk?", "Kenapa Anda menerima barang busuk?” dan "Bagaimana Anda kemudian mengkaji bahwa ini harus diteruskan atau tidak diteruskan?"

"Biar kemudian bisa diurut juga pernyataan-pernyataan dia sebelumnya. Menko ini enggak sekadar. Jadi biar jelas itu," tambah Noorsy.

Noorsy mengungkapkan kecurigaannya adanya praktik tidak sehat dalam proyek Whoosh.

"Sebagaimana kajian saya di beberapa tempat, di balik kereta api Whoosh ada asimetrik informasi yang luar biasa," ujarnya.

Dia menarik paralel dengan kasus tiang-tiang di Jalan Rasuna Said Kuningan yang tidak berdaya guna.

"Itu kan ada yang disebut dengan sangkutan. Dalam bisnis ada yang disebut dengan sangkutan. Pertanyaan menarik, ada nggak di Whoosh sangkutan? Ada nggak pihak-pihak tertentu yang menegosiasikan kekuasaannya bergeser menjadi makna ekonomi?" tandas Noorsy.

Noorsy juga memetakan rantai pertanggungjawaban yang harus ditelusuri KPK.

"Dari Luhut bisa kita tahu bagaimana peranan Rini Soemarno. Dari Rini Soemarno kita bisa tahu bagaimana peranan Jonan. Jadi bisa kita telusuri dari Jonan, ke Rini, ke Luhut, lalu kemudian ke pernyataan Jokowi."

"Paling tiga, empat nama itu bisa kita tanya, bisa kita bongkar, tanya aja baik-baik di situ."

Noorsy juga mengkritik pernyataan Presiden ke 7 RI Jokowi yang membenarkan proyek Whoosh dengan alasan "social services".

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved