Minggu, 2 November 2025

PT PAL Siap Produksi 30 Kapal Selam Nirawak Buatan Anak Bangsa di 2026

PT PAL (Persero) menargetkan produksi 30 unit kapal selam nirawak atau Kapal Selam Otomatis Tanpa Awak (KSOT) rampung pada tahun 2026. 

Tribunnews/Ibriza Fasti Ifhami
Dirut PT PAL Kaharudin Djenoed, usai uji penembakan kapal selam tanpa awak KSOT, di Markas Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/10/2025). Kaharudin mengatakan, kapal selam KSOT siap diproduksi massal. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYAPT PAL Indonesia (Persero) menargetkan produksi 30 unit kapal selam nirawak atau Kapal Selam Otomatis Tanpa Awak (KSOT) rampung pada tahun 2026. 

Kapal selam autonomous ini akan menjadi bagian dari sistem pertahanan laut nasional, khususnya untuk menjaga wilayah strategis jalur pelayaran atau choke point.

Direktur Utama PT PAL, Kaharudin Djenoed, menyampaikan bahwa hasil uji coba penembakan torpedo dari KSOT menunjukkan kesiapan kapal selam tersebut untuk diproduksi massal.

“Ya, di tahun 2026 seluruhnya akan terpenuhi. 30 unit akan terpenuhi,” ujar Kaharudin usai uji penembakan KSOT di Markas Koarmada II, Surabaya, Kamis (30/10/2025).

“KSOT sudah dalam status cukup bagus untuk diproduksi massal,” tambahnya.

Kaharudin menegaskan bahwa desain KSOT merupakan karya 100 persen anak bangsa, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 50 persen.

“Ini 100 persen desain anak Indonesia, kemudian produksi juga seluruhnya dengan TKDN lebih daripada 50 persen,” jelasnya.

“Kita menggunakan alat-alat yang dijual di pasaran dalam negeri, kemudian kita ubah menjadi military spec dan marine use,” pungkasnya.

Baca juga: Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Targetkan 30 Unit Kapal Selam Nirawak KSOT Dapat Dioperasionalkan di 2026

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin juga menargetkan 30 unit KSOT dapat dioperasionalkan di perairan Indonesia pada 2026. 

Ia menyebut kapal selam nirawak ini akan dikerahkan untuk menjaga choke point strategis di laut nasional.

“Kita perlu 30 kapal selam autonomous untuk menjaga choke point yang ada di perairan nasional,” kata Sjafrie.

Menurutnya, penggunaan KSOT akan memberikan efisiensi tinggi dalam hal personel, material, dan waktu.

“Kalau ini sudah bisa kita persiapkan dalam waktu tidak lama, maka di tahun 2026 insya Allah semua choke point dari wilayah nasional perairan kita akan diproduksi dengan pengamanan kapal selam kita yang tanpa awak,” ujarnya.

“Tentunya punya manfaat efisiensi personel dan juga efisiensi material dan waktu,” tambahnya.

Pantauan Tribunnews.com di lokasi uji coba menunjukkan satu unit KSOT-002 menjalani simulasi penembakan torpedo. 

Torpedo piranha dimuat ke kapal selam menggunakan crane, dibantu dua penyelam. 

Setelah diarahkan ke titik target, KSOT dikendalikan dari command center dan menembakkan torpedo dengan aba-aba “release”.

Langkah ini menandai kesiapan industri pertahanan dalam negeri untuk menghadirkan teknologi militer strategis berbasis inovasi lokal.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved