Said Didu Ungkap Perlunya Restorasi BUMN di Rezim Prabowo, Singgung 'Ladang Bancakan' Relawan
Said Didu mendukung langkah Prabowo Subianto untuk melakukan pemulihan dan penataan ulang Badan Usaha Milik Negara, karena BUMN merugi
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu, ikut mengomentari soal upaya Presiden Prabowo Subianto dalam memajukan ekonomi negeri, terutama dalam hal perombakan BUMN.
Menurutnya, tingkat kebobrokan BUMN saat ini sangat tinggi.
Sebab, BUMN bukannya menghasilkan keuntungan melainkan merugi bahkan hingga triliunan rupiah.
Di sisi lain, BUMN tidak diisi dengan orang-orang profesional di bidangnya, sehingga tidak heran jika saat ini kondisinya memprihatinkan.
BUMN, lanjut Said Didu, saat ini menjadi "ladang bancakan" oleh orang-orang partai hingga para relawannya.
Untuk itu, Said Didu menilai restorasi BUMN oleh rezim Prabowo penting dilakukan.
Restorasi adalah upaya mengembalikan pada kondisi ideal.
Dalam hal ini, diperlukan upaya pemulihan, penataan ulang, dan revitalisasi pada BUMN agar kembali sehat secara keuangan, manajemen, dan tata kelola setelah mengalami kerugian, inefisiensi, atau penyimpangan dari tujuan awalnya.
Hal itu diungkapkan Said Didu dalam tayangan YouTube-nya MANUSIA MERDEKA - MSD berjudul Restorasi BUMN oleh Prabowo, yang tayang Rabu (29/10/2025).
"Kita tahu semua bahwa kondisi BUMN 10 tahun terakhir dan diterima oleh Prabowo betul-betul kondisi menurut saya yang sangat rusak."
"Sehingga di tingkat kerusakan yang sangat tinggi, saya sangat memaklumi bahwa harus ada langkah drastis yang harus dilakukan oleh Presiden Prabowo untuk menyelamatkan BUMN dari kerusakan yang sangat parah," ungkap Said Didu.
Baca juga: KPK Periksa Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih Sebagai Saksi Tersangka Korporasi PT Insight IM
Insinyur Jurusan Teknik Industri di Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menjelaskan ada beberapa penyebab BUMN mengalami kebobrokan.
"Penyebab kerusakan adalah pertama penempatan orang-orang tidak profesional ke dalam BUMN yaitu diisi oleh relawan, caleg gagal dan orang-orang dekat kekuasaan, sehingga membuang profesionalisme."
"Yang kedua adalah penugasan kepada BUMN terhadap proyek-proyek yang tidak layak untuk memenuhi ambisi pribadi dari Presiden Joko Widodo seperti kereta api cepat, IKN, tol, bandara, dan lain-lain yang menyebabkan BUMN bangkrut," ujar Said Didu.
Yang ketiga, BUMN sudah dijadikan sebagai sumber daripada pembiayaan-pembiayaan politik yang tersembunyi.
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.