Proyek Kereta Cepat
3 Poin Pernyataan Jokowi soal Utang Kereta Cepat Whoosh, Singgung Macet Bisa Bikin Rugi Negara
Jokowi buka suara mengenai polemik utang proyek kereta cepat Whoosh yang kini sedang menjadi sorotan.
Ringkasan Berita:
- Indonesia-China disebut sudah sepakat restrukturisasi masalah utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
- Danantara juga memastikan akan terus melakukan negosiasi dengan China.
- Mengenai utang Whoosh, Jokowi pun memberikan tanggapannya.
TRIBUNNEWS.com - Mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), bicara soal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang kini tengah menjadi sorotan buntut masalah utang.
Ada sejumlah hal yang menurutnya lebih penting, ketimbang berpikir soal untung dari Whoosh.
Berikut Tribunnews.com rangkum poin-poin tanggapan Jokowi soal polemik utang Whoosh:
1. Macet bisa bikin rugi negara
Jokowi menuturkan, kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bandung telah menghadapi kemacetan parah sejak berpuluh-puluh tahun.
Apabila kemacetan itu tidak diatasi, maka akan menyebabkan kerugian negara hingga ratusan triliun rupiah setiap tahun.
"Kita harus tahu dulu masalahnya. Di Jakarta, kemacetan sudah parah, bahkan sejak 30-40 tahun lalu. Jabodetabek dan Bandung juga menghadapi kemacetan yang sangat parah," urai Jokowi saat ditemui TribunSolo.com, Senin (27/10/2025).
Baca juga: KPK Fokus Cari Bukti Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh, Sudah Selidiki sejak Awal 2025
"Dari kemacetan itu, negara rugi secara hitung-hitungan. Di Jakarta saja kira-kira Rp65 triliun per tahun. Kalau Jabodetabek plus Bandung, kira-kira di atas Rp100 triliun per tahun," imbuhnya.
2. Untuk urai kemacetan
Untuk mengatasi hal itu, kata Jokowi, proyek Whoosh menjadi salah satu solusi di antara berbagai moda transportasi massal yang kini sudah beroperasi.
Ia mengatakan proyek transportasi massal, termasuk Whoosh, dibuat dengan tujuan agar masyarakat tak lagi menggunakan kendaraan pribadi dan kemacetan bisa terurai.
"Untuk mengatasi itu, dibangun MRT, LRT, Kereta Cepat, sebelumnya ada KRL dan Kereta Bandara."
"Tujuannya agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor ke transportasi massal, sehingga kerugian akibat kemacetan bisa dikurangi," jelasnya.
3. Bukan untuk cari laba
Jokowi juga menegaskan, proyek Whoosh dibuat bukan semata-mata untuk mencari laba alias untung.
"Prinsip dasar transportasi massal atau transportasi umum adalah layanan publik, bukan mencari laba," kata Jokowi.
Meski dinilai merugi, menurutnya, keuntungan sosial dari keberadaan Whoosh sudah dirasakan masyarakat.
Hal ini, menurut Jokowi, mulai dari meningkatnya produktivitas hingga waktu tempuh yang lebih singkat.
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.