Jumat, 31 Oktober 2025

BREAKING NEWS KPK Mulai Selidiki Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh

KPK telah memulai penyelidikan terkait dugaan mark up dalam proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Editor: Wahyu Aji
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
DUGAAN MARK UP - Kereta cepat Whoosh tiba di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (27/12/2024). Jumlah penumpang yang menggunakan kereta cepat Whoosh dari Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta tujuan Bandung pada libur sekolah serta Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) meningkat signifikan dibanding hari libur biasa. Jumlah tiket yang sudah terjual untuk perjalanan pada libur sekolah serta Nataru sebayak 175.000 lembar. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memulai penyelidikan terkait dugaan penggelembungan anggaran (mark up) dalam proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Status penanganan perkara ini dikonfirmasi langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu.

"Saat ini sudah pada tahap penyelidikan," kata Asep Guntur dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

Meski demikian, Asep belum bersedia memerinci sejak kapan penyelidikan tersebut dimulai. 

Langkah KPK memulai penyelidikan ini merupakan babak baru setelah sebelumnya terjadi polemik publik mengenai dugaan mark up proyek tersebut, yang salah satunya disuarakan oleh mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Mahfud MD sendiri menolak untuk melaporkan secara resmi dugaan tersebut ke KPK

Ia beralasan bahwa lembaga antirasuah seharusnya sudah mengetahui informasi itu dan menganggap pelaporan resmi hanya akan buang-buang waktu.

"Wong yang saya laporkan itu, KPK sudah tahu. Karena sebelum saya ngomong, sudah ramai duluan, kan?" kata Mahfud di Yogyakarta, Minggu (26/10/2025).

Walaupun menolak melapor, Mahfud menegaskan kesiapannya jika dipanggil KPK untuk memberikan keterangan. 

"Saya siap dipanggil. Kalau dipanggil, saya akan datang," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo pada Senin (20/10/2025) dan Ketua KPK Setyo Budiyanto pada Sabtu (18/10/2025) sempat menanggapi pernyataan Mahfud. 

KPK pada intinya menyatakan tidak selalu bergantung pada laporan aduan masyarakat dan dapat proaktif melakukan case building (pengembangan kasus) berdasarkan temuan awal.

Adapun dugaan mark-up yang diungkap Mahfud—yang ia sebut bersumber dari ekonom Anthony Budiawan dan analis kebijakan publik Agus Pambagio—adalah perbandingan biaya pembangunan per kilometer.

"Dugaan mark up-nya gini. Menurut pihak Indonesia, biaya per 1 km kereta Whoosh itu 52 juta US dolar. Tapi di Cina sendiri hitungannya 17 sampai 18 US dolar. Naik tiga kali lipat kan," ungkap Mahfud dalam sebuah kesempatan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved