Selasa, 2 September 2025

Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan Nasdem, Apakah Bisa Bantu Redam Amarah Massa?

Apakah penonaktifan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dapat meredam aksi serta amarah massa demonstrasi? ini penjelasan pengamat.

Editor: Sri Juliati
nasdemdprri.id /TRIBUNNEWS/HERUDIN
SAHRONI-NAFA DINONAKTIFKAN - Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dinonaktifkan Partai Nasdem per 1 September 2025. Mahasiswa gabungan dari sejumlah kampus terlibat bentrok dengan polisi saat demonstrasi di sekitar Jalan Semanggi Jakarta dekat Polda Metro Jaya, Jumat (29/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dinonaktifkan sebagai kader Partai Nasional Demokrat (Nasdem) per 1 September 2025, keputusan oleh Ketua Umum (Ketum) Nasdem Surya Paloh.

Informasi Partai Nasdem menonaktifkan dua kadernya itu dikatakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Nasdem, Hermawi Taslim, Minggu (31/8/2025).

Dalam siaran pers-nya, Hermawi mengatakan keduanya dinonaktifkan buntut pernyataan mereka yang dinilai telah melukai hati masyarakat Indonesia.

"Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat, ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat, khususnya Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem yang telah menyinggung dan menciderai perasaan rakyat," kata Hermawi Taslim.

"Bahwa atas pertimbangan hal-hal tersebut di atas dengan ini DPP Partai Nasdem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai Nasdem menonaktifkan Saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem," imbuhnya.

Sebelumnya Sahroni menyebut bahwa desakan untuk membubarkan DPR adalah sikap orang 'bodoh'.

"Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita," ujar Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).

Sementara pernyataan Nafa Urbach yang dianggap melukai masyarakat yakni berawal dari komentarnya saat live TikTok.

Ia menyebut bahwa tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta bukan kenaikan fasilitas, melainkan kompensasi atas rumah jabatan yang kini tak lagi diberikan oleh negara.

Menurut Nafa Urbach, kebijakan tersebut diberikan karena anggota dewan kini harus menyewa rumah sendiri.

Pernyataan kedua politisi tersebut, disebut-sebut ikut serta mendorong adanya aksi massa yang berdemonstrasi turun ke jalan.

Berawal dari protes kenaikan tunjangan bagi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, aksi massa kini semakin masif usai kematian Driver Ojek Online (Ojol), Affan Kurniawan yang tewas dilindas mobil rantis Brimob, saat adanya aksi massa di Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).

Baca juga: Profil Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan jadi Anggota DPR, Buntut Pernyataan Kontroversial

Massa kian marah, tidak hanya berhenti pada aksi di jalanan, mereka terekam membobol rumah para politisi, anggota DPR, termasuk rumah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach.

Rumah Sahroni di Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut), menjadi sasaran amukan massa, Sabtu (30/8/2025), sekira pukul 15.00 WIB.  

Barang-barang mewah, surat-surat hingga mobil-mobil koleksinya hancur, beberapa dijarah massa.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan