Sabtu, 13 September 2025

Pemerintahan Prabowo Gibran

Apa Itu Isu Matahari Kembar Prabowo-Jokowi dan Bagaimana Munculnya?

Kontroversi adanya isu matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menjadi sorotan. Dari mana isu itu muncul? Berikut ulasannya.

Dok. Setpres
PRABOWO DAN JOKOWI - Presiden Prabowo Subianto mengundang Presiden Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) untuk berbuka puasa bersama di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu, (26/3/2025). Isu matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo mencuat setelah Jokowi masih dipanggil bos oleh sejumlah menteri. 

TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi adanya isu matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menjadi sorotan.

Isu matahari kembar mengarah pada dua sosok yakni Presiden Prabowo dan pendahulunya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kontroversi matahari kembar muncul setelah sejumlah tokoh nasional melakukan kunjungan ke rumah Jokowi pada momen Lebaran 2025 lalu.

Saat itu, pernyataan dua menteri Prabowo yang menyebut Jokowi sebagai "bos" mereka memperuncing isu matahari kembar.

Dua menteri tersebut, adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. 

Keduanya datang ke kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah pada Jumat (11/4/2025).

Meski datang secara terpisah, mereka sama-sama menyebut Jokowi sebagai "bos".

"Silaturahmi sama bekas bos saya, sekarang masih bos saya. Saya sehat, beliau sehat dan minta arahan-arahan."

"Banyak sekali, saya harus belajar. Ya kemajuan KKP," ungkap Trenggono kepada awak media saat itu.

Pun dengan Budi Gunadi Sadikin.

"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya."

"Jadi saya sama ibu silaturahmi, mohon maaf lahir dan batin," ujarnya.

Baca juga: Soal Isu Matahari Kembar, Pengamat Sebut Wajar karena Jokowi Berada di Orbit Strategis Kekuasaan

Tanggapan Mardani Ali Sera

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera memberikan tanggapan terkait hal itu.

Mardani mengingatkan, dalam sistem pemerintahan yang demokratis, tidak boleh ada "matahari kembar" yang saling bersaing dalam memimpin negara.

"Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar," kata Mardani, Jumat (11/4/2025) menekankan pentingnya menjaga kewibawaan Presiden Prabowo sebagai pemimpin tertinggi negara.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan