Pernyataan Pramono Anung Soal Pengelolaan JIS Jadi Sinyal Terbuka Bagi Swasta
Erzan sebut, pengelolaan stadion oleh klub sepak bola bukan hal baru karena di Eropa, banyak klub kelola stadion sendiri
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta International Stadium (JIS) merupakan stadion berkapasitas 82 ribu penonton, aset milik PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ketua Pemerhati Jakarta, Erzan, menilai wacana tersebut membuka peluang bagi klub-klub besar Ibu Kota, termasuk Persija Jakarta, untuk mengambil peran sebagai pengelola.
Namun ia mengingatkan, peluang itu masih terbentur realita finansial klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut.
“Pernyataan Gubernur Pramono Anung bahwa banyak pihak ingin mengelola JIS adalah sinyal terbuka bagi swasta. Secara legal, peluang Persija itu ada, tapi jaraknya dengan kenyataan masih jauh karena kondisi finansial klub belum sehat,” ujar Erzan melalui keterangan tertulis, Jumat (15/8/2025).
Erzan menjelaskan, pengelolaan stadion oleh klub sepak bola bukan hal baru.
Di Eropa, banyak klub mengelola stadion sendiri dan memanfaatkannya untuk menambah pemasukan, mulai dari tiket pertandingan, penyewaan fasilitas, hingga kegiatan non-olahraga seperti konser dan pameran.
Baca juga: Jordi Amat Sebut Rumput Lapangan Stadion JIS Gampang Copot
“Persija secara hukum memenuhi syarat. Mereka punya badan hukum, struktur organisasi, dan bisa memanfaatkan potensi komersial JIS untuk branding klub, penjualan tiket, dan event-event lain,” kata Erzan.
Meski peluang itu terbuka, Erzan mengingatkan bahwa kondisi keuangan Persija menjadi hambatan besar.
Musim lalu, klub ini menghadapi masalah keterlambatan pembayaran gaji pemain.
Pelatih karateker Ricky Nelson bahkan mengakui adanya tunggakan gaji setelah putaran kedua.
Ketua The Jakmania, Dicky Budi Ramadhan, juga mengkritik gaya belanja pemain yang tidak seimbang dengan kemampuan finansial klub.
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) memastikan sejumlah pemain mengalami tunggakan gaji hingga dua-tiga bulan.
“Masalah keuangan ini bukan sekadar isu internal. Ini sudah jadi pembicaraan di kalangan pemain, suporter, bahkan asosiasi. Reputasi finansial yang buruk akan mempersulit klub mendapatkan investasi atau kerja sama strategis,” tutur Erzan.
Tahun ini, Gubernur DKI bahkan turun tangan membantu Persija melalui dukungan sponsor dari BUMD seperti PAM Jaya, Bank Jakarta, MRT Jakarta, Transjakarta, dan Jakpro.
Jakpro, selaku pemilik JIS, memberi keringanan biaya sewa stadion dan memprioritaskan Persija menggelar pertandingan kandang.
Namun, Erzan menegaskan bantuan tersebut tidak bisa menjadi solusi jangka panjang.
“Bergantung pada sponsor BUMD bukan strategi berkelanjutan, apalagi kalau beban pengelolaan JIS ditanggung penuh Persija. Biaya operasionalnya bisa mencapai ratusan miliar per tahun,” jelasnya.
ASN di Jakarta Wajib Naik Angkutan Umum Setiap Rabu, Anggota DPRD: Yang Melanggar Kena Sanksi |
![]() |
---|
Plat Besi JPO di Jakarta Kerap Dicuri Maling, Gubernur Pramono: Nanti Dipasangi CCTV |
![]() |
---|
Tarif Air Bersih Naik Jadi 71 Persen, Anggota DPRD Jakarta Surati Gubernur Pramono Anung |
![]() |
---|
Cegah Kekacauan Penonton Konser Maroon 5 Diimbau Gunakan Transportasi Umum, Ini Rute Menuju JIS |
![]() |
---|
Cara Beli Tiket Konser Maroon 5 Jakarta 2024, Klik www.maroon5sin.com |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.