Ibu Pekerja yang Tak Memiliki Akses Laktasi, Anaknya Terancam Malnutrisi
Penyediaan ruang laktasi di tempat kerja bukan hanya berkaitan dengan kenyamanan ibu menyusui, melainkan juga menyangkut hak anak.
Penulis:
Anita K Wardhani
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 mencatat lebih dari 60 persen Ibu bekerja mengalami kesulitan mempertahankan pemberian ASI setelah kembali bekerja.
Hal ini terjadi terutama akibat tidak tersedianya ruang laktasi di tempat kerja.
Laktasi adalah proses produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara, terutama setelah melahirkan. Proses ini sangat penting untuk memberikan nutrisi kepada bayi melalui ASI (Air Susu Ibu).
Kondisi ini terungkap saat Bunda Parenting Convention awal Agustus lalu di Jakarta.
Baca juga: Anak-anak Gaza Kelaparan, Angka Kematian Akibat Malnutrisi Melonjak Tajam
Temuan Health Collaborative Center (HCC) juga menunjukkan bahwa Ibu bekerja yang tidak memiliki akses ruang laktasi berisiko lebih tinggi memiliki anak dengan malnutrisi.

Berdasarkan hasil studi, Ibu dengan akses ruang laktasi lebih mampu mempertahankan pemberian ASI eksklusif.
Sementara anak dari Ibu tanpa akses laktasi memiliki risiko empat kali lebih tinggi mengalami malnutrisi, dan sebanyak 88,3 persen Ibu pengguna ruang laktasi melaporkan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan anak mereka.
"Penyediaan ruang laktasi di tempat kerja bukan hanya berkaitan dengan kenyamanan ibu menyusui, melainkan juga menyangkut hak anak untuk mendapatkan nutrisi terbaik," kata
dr. Elizabeth M. H.Kes.- Chief of Medical, Nursing & Quality Officer PT Bundamedik Tbk saat
ASI telah diakui sebagai nutrisi sempurna yang juga membentuk ikatan emosional kuat antara ibu dan anak, sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik, perkembangan emosional, dan kecerdasan anak di masa depan.
Senada, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS atau yang akrab disapa dr. Tiwi - Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, program ruang laktasi BMHS adalah bentuk nyata dari sistem dukungan menyusui yang berhasil.
ASI eksklusif selama 6 bulan bukanlah pilihan, tapi kebutuhan dasar setiap anak. ASI adalah nutrisi sempurna, perlindungan alami, dan jembatan penting dalam membangun ikatan (bonding) antara ibu dan anak.
Bonding yang kuat sejak awal kehidupan terbukti menjadi fondasi penting bagi perkembangan emosional, kecerdasan, dan kesehatan jangka panjang.
"Ketika kita mendukung ibu untuk menyusui, ini berarti kita sedang membangun generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya — menuju terwujudnya Generasi Emas Indonesia,” tegasnya.
Menurut dokter yang telah 25 tahun menjadi Dokter Spesialis Anak di RSIA Bunda Jakarta, menambahkan bahwa keberhasilan menyusui tidak hanya tanggung jawab Ibu saja melainkan diperlukan support system yang kuat, dari keluarga, tenaga kesehatan, hingga lingkungan kerja, agar Ibu dapat menyusui secara optimal.
“Pemerintah menjamin hak Ibu menyusui melalui UU No. 4/2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak. Maka diperlukan langkah dan kolaborasi nyata untuk membangun sistem dukungan yang kuat dan berkelanjutan mulai dari kebijakan, layanan kesehatan, hingga dukungan di komunitas dan tempat kerja karena ini cara yang efektif untuk dapat menjadikan menyusui menjadi norma yang didukung dan dilestarikan secara global,” tambahnya.
Tidak hanya pasca persalinan, keberhasilan menyusui juga perlu dipersiapkan sejak masa kehamilan melalui layanan Antenatal Care (ANC) yang menyeluruh dan komprehensif.
Untuk itu, peran dokter spesialis obstetri dan ginekologi sangat strategis dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk dalam mempersiapkan Ibu untuk menyusui sejak masa kehamilan. (Anita K. Wardhani)
Pekan ASI Sedunia 2025, Ini 5 Pekerjaan Rumah Indonesia dari WHO |
![]() |
---|
Kumpulan Ucapan Pekan ASI Sedunia 2025, Berikut Sejarah Singkatnya |
![]() |
---|
17 Ribu Anak Gaza Alami Malnutrisi, Pemerintah RI Diminta Perkuat Penggalangan Bantuan |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Nutrisi, ASI Bentuk Awal Ikatan Emosional Ibu dan Anak |
![]() |
---|
ASN Rachma Rela Berpisah 2 Bulan dengan Bayinya Demi Layani Jemaah Haji, ASI Dikirim dari Saudi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.