Jumat, 7 November 2025

Menaker Yassierli Tekankan Pentingnya Produktivitas untuk Wujudkan Hubungan Industrial Transformatif

Menaker Yassierli tekankan pentingnya produktivitas sebagai kunci membangun hubungan industrial transformatif di era AI

Editor: Content Writer
Istimewa
HUBUNGAN INDUSTRIAL TRANSFORMATIF - Menaker Yassierli tekankan pentingnya produktivitas sebagai kunci membangun hubungan industrial transformatif di era AI. Kemnaker latih 500 ahli produktivitas bersama APO. 

 
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya menjadikan produktivitas sebagai kata kunci dalam membangun hubungan industrial yang tidak hanya harmonis, tetapi juga transformatif.

Menurutnya, hubungan industrial selama ini kerap dipahami sebatas menjaga keharmonisan antara pekerja dan pengusaha, padahal diperlukan langkah yang lebih progresif agar mampu beradaptasi dengan tantangan baru dunia kerja.

“Ketika membicarakan hubungan industrial, kita sering berhenti pada konsep harmonis. Kalau sudah ada perjanjian kerja bersama, seolah-olah persoalan selesai. Padahal, kita membutuhkan sesuatu yang melampaui harmonis, yakni hubungan industrial yang transformatif,” ujar Menaker Yassierli.

Pernyataan tersebut disampaikan Menaker Yassierli dalam acara 11th Indonesia Industrial Relation Conference bertema “Menavigasi Dinamika Baru Hubungan Industrial di Era AI dan Ketahanan Industri: Fleksibilitas Kerja, Regulasi Adaptif, dan Masa Depan Tenaga Kerja” yang digelar di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Menaker menekankan bahwa hubungan industrial yang transformatif hanya dapat terwujud jika manajemen perusahaan dan serikat pekerja/buruh memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya produktivitas.

Baca juga: Kemnaker Bahas Revisi UU Ketenagakerjaan Lewat Konsultasi Publik di Medan

“Kata kuncinya, ketika manajemen perusahaan dan serikat buruh atau serikat pekerja sudah memiliki pemahaman yang sama, yaitu produktivitas,” ujarnya.
 
Menaker Yassierli mengungkapkan, tahun ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah melakukan berbagai langkah konkret untuk memperkuat pemahaman produktivitas di kalangan pekerja dan serikat buruh.

Kemnaker, kata dia, telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada serikat pekerja/buruh, serta melatih 500 peserta untuk menjadi ahli produktivitas dengan dukungan Asian Productivity Organization (APO).

Dari target 200 peserta, sebanyak 170 orang berhasil lulus dan memperoleh sertifikasi sebagai productivity specialist.

“Ini bagian dari agenda besar kita bersama. Kita punya agenda besar serikat pekerja, agenda besar perusahaan, dan agenda besar untuk meningkatkan produktivitas bangsa. Kemnaker fokus meningkatkan produktivitas tenaga kerja,” ungkapnya.
 
Menaker Yassierli mengajak seluruh pemangku kepentingan—baik pemerintah, perusahaan, maupun serikat pekerja—untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun hubungan industrial yang lebih produktif dan adaptif.

“Mari bersama-sama membangun hubungan industrial yang tidak hanya harmonis, tetapi juga transformatif. Buruh, pekerja, dan pengusaha harus duduk bersama, berbicara bagaimana meningkatkan produktivitas. Bila kita fokus pada isu strategis yang besar, maka isu-isu lainnya akan menjadi kecil,” ujarnya.
 
Dengan semangat kolaboratif tersebut, Menaker berharap Indonesia dapat memperkuat daya saing dan produktivitas tenaga kerja, sekaligus mewujudkan ekosistem hubungan industrial yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.

Baca juga: Menaker Dorong Penguatan SDM dan Semangat Kebangsaan demi Wujudkan Transformasi Dunia Kerja

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved