Jumat, 7 November 2025

Kemenkes Bangun Pusat Bank Genetik di Bogor, Ini Kegunaannya

Kemenkes menargetkan pengumpulan 10.000 sampel genome sequences dari warga Indonesia.

Editor: Erik S
Foto: Tribunnews.com/Rina Ayu
Kepala Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Setiaji di kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Bank genetik di Bogor ditargetkan akan beroperasi mulai tahun depan
  • Program ini bertujuan mendeteksi potensi penyakit di masa depan 
  • Kemenkes menargetkan pengumpulan 10.000 sampel genome sequences dari warga Indonesia

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang menyiapkan pembangunan bank genetik terpusat yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat.

Fasilitas ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun depan.

“Kan ada di beberapa rumah sakit (yang jadi Hub-nya). Kami sedang bangun pusat Bank Genetik di Bogor. Bank Gen ini akan jadi pusat realisasi, riset, dan sebagainya,” ujar Kepala Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji, di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/11/2025).

Baca juga: Pengobatan Berbasis Genetik, Harapan Baru Penderita Kanker Paru, Ini Penjelasan Pulmonolog

Kehadiran bank genetik ini merupakan bagian dari program nasional Biomedical Genome Science Initiative (BGSi), yang diinisiasi oleh Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin.

Program ini bertujuan mendeteksi potensi penyakit di masa depan serta menghadirkan pengobatan presisi (precision medicine) yang disesuaikan dengan karakter genetik masing-masing individu.

Melalui BGSi, Kemenkes menargetkan pengumpulan 10.000 sampel genome sequences dari warga Indonesia.

Data tersebut akan digunakan untuk memetakan varian genetik penduduk Indonesia yang berkaitan dengan sejumlah penyakit prioritas.

Saat ini, pengumpulan data whole genome sequencing dilakukan di enam hub pionir yang melibatkan tujuh rumah sakit vertikal.

Ketujuh rumah sakit tersebut antara lain RS Kanker Dharmais, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, RSUP Dr. Sardjito serta RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah.

Baca juga: Asma Bukan Penyakit Menular, Dokter: Faktor Genetik dan Polusi Jadi Pemicu Utama

Rumah sakit tersebut meneliti berbagai penyakit prioritas melalui metode whole genome sequencing, seperti kanker (payudara, paru-paru, kolorektal, dan serviks), penyakit infeksi seperti tuberkulosis, penyakit otak dan neurodegeneratif (misalnya stroke), penyakit metabolik seperti diabetes, duchenne Muscular Dystrophy (DMD), Pulmonary Arterial Hypertension (PAH) serta studi terkait penuaan, nutrisi, dan kesehatan kulit (psoriasis).

Data genetik yang terintegrasi diharapkan dapat mempercepat penemuan terapi yang lebih tepat sasaran, mengoptimalkan diagnosis dini, dan membuka peluang kolaborasi riset global di bidang kesehatan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved