Kamis, 30 Oktober 2025

Kekurangan 70.000 Dokter Spesialis, Kemenkes-IDI Kerja Sama Atasi Ketimpangan Dokter di Indonesia

Kemenkes ajak IDI untuk mewujudkan pemerataan tenaga dokter di seluruh Indonesia.

TRIBUN SUMSEL/Abriansyah Liberto
ILUSTRASI LAYANAN KESEHATAN - Seorang warga sedang melakukan pemeriksaan kesehatan pada Program pemeriksaan kesehatan rutin setiap bulan oleh Yayasan Amil Zakat Pusri (Yazri) dan Puskesmas Sabokiking di Pulau Kemaro , Palembang, Selasa (15/8/2023). Kemenkes melaporkan Indonesia masih kekurangan sekitar 70.000 dokter spesialis hingga tahun 2032. 
Ringkasan Berita:
  • Indonesia kekurangan 70.000 dokter spesialis dengan distribusi tidak merata, surplus di kota besar seperti Jakarta dan Bandung, namun kurang di banyak daerah lain
  • Menkes mengajak IDI berkolaborasi dengan pemerintah untuk pemerataan tenaga dokter, termasuk melalui kebijakan penghargaan bagi dokter di daerah terpencil
  • IDI, di usia 75 tahun, berkomitmen menjaga profesionalisme dan memperjuangkan kesejahteraan dokter, terutama di daerah terpencil, untuk mendukung pembangunan kesehatan nasional

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketimpangan distribusi tenaga dokter masih jadi tantangan pelayanan medis di Indonesia.

Saat ini, Indonesia masih kekurangan sekitar 70.000 dokter spesialis hingga tahun 2032, dengan distribusi yang belum merata di 25 provinsi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di sejumlah kota besar seperti Jakarta dan Bandung, jumlah dokter sudah melebihi kebutuhan ideal.

Sebaliknya, banyak daerah masih mengalami kekurangan tenaga medis.

Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Benyamin Paulus Octavianus atau dr. Benny mengajak seluruh anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperkuat kemitraan dan kerja sama dengan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan tenaga dokter di seluruh Indonesia.

Baca juga: PB IDI Prihatin Kebijakan Mutasi dan Pemberhentian Mendadak Sejumlah Dokter di Rumah Sakit Vertikal

Saat ini perlu kebijakan bersama untuk mendorong pemerataan tenaga medis, seperti memberikan penghargaan yang layak bagi tenaga kesehatan yang mengabdi di daerah terpencil.

“Semua harus mengembalikan kehormatan profesi dengan memastikan kesejahteraan bagi mereka yang bertugas di daerah,” kata dokter Benny, Senin (27/10/2025).

Di momentum 75 tahun IDI, pihaknya ingin memperkuat kolaborasi dan memperjuangkan kemajuan dunia kedokteran Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Slamet Budianto menegaskan komitmen seluruh dokter Indonesia untuk terus menjaga profesionalisme, memperkuat solidaritas, dan berkontribusi nyata dalam pembangunan kesehatan bangsa.

“Selama lebih dari tujuh dekade, IDI bukan hanya organisasi profesi, tetapi bagian dari perjalanan bangsa dalam menjaga kehidupan, memajukan kesehatan, dan menjadi benteng moral nilai kemanusiaan,” ujar dr. Slamet.

Baca juga: Telkomsat & Kemenkes Kolaborasi Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan lewat AI Telehealth Gateway

Ia menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas kolabrasi ini.

Dokter Slamet menyoroti pentingnya peningkatan kesejahteraan bagi para dokter, terutama yang bertugas di daerah terpencil dan sulit dijangkau. 

“Kami berharap pemerintah dapat memberikan kesejahteraan yang layak bagi para dokter di pelosok negeri. Walaupun kondisi belum ideal, sejawat kami tetap melayani dengan ikhlas dan berpegang teguh pada sumpah profesi,” katanya.

(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved