Rabu, 17 September 2025

Radang Usus Makin Sering Menyerang Usia Produktif, Kenali Gejala dan Bahayanya 

Penyakit radang usus tidak hanya menurunkan kesehatan saja tapi juga berdampak pada produktivitas kerja.

Tribunnews.com/ Rina Ayu
PENYAKIT RADANG USUS. Penyakit radang usus atau (IBD) makin sering menyerang usia produktif. Kondisi ini tidak hanya menurunkan kesehatan saja tapi juga berdampak pada produktivitas kerja. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi dr. Amanda Pitarini Utari di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta pada Jumat (13/9) menjelaskan, cara mencegah IBD. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit radang usus atau (IBD) makin sering menyerang usia produktif.

Kondisi ini tidak hanya menurunkan kesehatan saja tapi juga berdampak pada produktivitas kerja.

IBD merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada usus kecil dan besar.

Penyakit radang usus ini terbagi menjadi 3 tipe, yaitu Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn’s Disease (CD), dan kini terdapat juga tipe yang lain dari IBD, yaitu Colitis Indeterminate (Unclassified).

Gejala umum pasien IBD ini berupa nyeri perut berulang, perubahan pola buang air besar, buang air besar berdarah, serta penurunan berat badan, ditambah dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.

Baca juga: Wamenkes Resmikan Pusat Penanganan Penyakit Radang Usus Pertama di Menteng Jakarta

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi dr. Amanda Pitarini Utari, mengatakan, jika memiliki riwayat keluarga dengan IBD maka berisiko lebih tinggi terkena penyakit serupa.

Berikut adalah langkah mencegah IBD: meningkatkan asupan serat pangan dan menjaga pola makan sehat seperti konsumsi buah, sayur, dan whole grains. Harus juga mengurangi makanan olahan (ultra processed food), serta rutin berolahraga

“Meskipun tidak bisa dicegah sepenuhnya, gaya hidup sehat dapat membantu menurunkan resikonya,” ujarnya saat ditemui di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2025).

Jika Tidak Diobati Bisa Picu Kanker dan Komplikasi Serius

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi dr. Indra Marki, Sp.PD, KGEH, FINASIM, menekankan, IBD yang tidak ditangani secara tepat, risikonya bisa berujung pada kanker dan komplikasi serius.

Seperti kanker kolon dan polip kolon, striktur kolon (penyempitan usus besar yang menghambat keluarnya feses, menyebabkan gejala seperti sembelit, sakit perut, dan kembung).

Kemudian toxic megacolon (sebagian atau seluruh usus besar melebar secara abnormal karena peradangan parah dan menyebabkan infeksi sistemik).

Serta fistula ani (saluran abnormal yang terbentuk dari dalam anus ke kulit di luarnya).

IBD juga bisa menyebabkan keluhan di luar saluran pencernaan, seperti sariawan kronis, plak dan luka pada kulit, gangguan sendi, radang selaput mata, hingga radang pembuluh darah.

Keluhan awal IBD mungkin tampak ringan, namun tanpa penanganan yang konsisten, komplikasi-komplikasi yang disebutkan tadi dapat berkembang secara progresif dan berpotensi mengancam nyawa.

“Lebih waspada terhadap gejala IBD dan tidak menunda pemeriksaan ke tenaga medis yang tepat agar mengendalikan perjalanan penyakit sekaligus meminimalkan risiko jangka panjang,” kata dr. Indra.

(Tribunnews.com/ Rina Ayu)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan