Sabtu, 23 Agustus 2025

Cacing Masuk ke Dalam Tubuh Manusia Lewat Sayur yang Tak Dicuci Bersih dan Ikan Mentah

Kebiasaan tidak mencuci tangan juga memperparah penularan. Karena itu membangun lingkungan sehat, membiasakan cuci tangan harus dilakukan dengan baik.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
Kolase Instagram Rumah Teduh/Akbar Permana
KISAH PILU RAYA - Kasus balita Raya(3) menyita perhatian publik beberapa waktu belakangan ini. Kesedihan mendalam dirasakan masyarakat saat melihat cuplikan video Raya yang sedang terkapar dirawat di rumah sakit lantaran tubuhnya dipenuhi cacing. Raya menghembuskan napas terakhir pada Juli 2025 lalu. Dalam video yang diunggah di akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin, disebutkan bahwa Raya meninggal dunia dengan tubuh penuh cacing. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Publik dikejutkan dengan temuan mengejutkan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.  Seorang balita perempuan meninggal setelah tubuhnya ditemukan dipenuhi oleh cacing.

Baca juga: Kebiasaan Raya, Balita Meninggal usai Tubuh Dipenuhi Cacing, Terbiasa di Kolong Rumah Bersama Ayam

Menurut Pakar Kesehatan Masyarakat sekaligus epidemiolog, Dicky Budiman kasus semacam ini tidak bisa dianggap sepele. “Cacing ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui penularan telur atau larva yang biasanya terdapat pada makanan atau minuman yang terkontaminasi, misalnya sayur atau lalapan yang tidak dicuci bersih, atau daging dan ikan yang tidak matang,” ujar Dicky pada keterangannya, Rabu (20/8/2025). 

Banyak orang menyepelekan cacingan karena dianggap penyakit ringan dan mudah diatasi dengan obat cacing. Padahal, dampaknya bisa fatal terutama pada anak-anak.

Cacing yang berkembang biak di dalam tubuh dapat menyerap nutrisi dari makanan, sehingga anak berisiko mengalami kekurangan gizi kronis, anemia, hingga stunting. Dalam kasus berat, jumlah cacing bisa menumpuk hingga kiloan, menyebabkan sumbatan usus bahkan kematian.

“Cacing bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak karena anak yang jadi stunting tadi lemas, jadi sulit konsentrasi. Selain itu, jumlah cacing terlalu banyak bisa menyebabkan usus tersumbat bahkan pecah yang berpotensi fatal,” jelas Dicky.

Cacingan erat kaitannya juga dengan kondisi sanitasi lingkungan. Anak yang sering bermain tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi tinja sangat rentan tertular. 

Kebiasaan tidak mencuci tangan juga memperparah penularan. Karena itu, menurut Dicky, membangun lingkungan yang sehat dan membiasakan cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan kuku, serta makanan matang menjadi kunci pencegahan. Kasus di Sukabumi menunjukkan bahwa cacingan masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia.

“Sekali lagi kasus di Sukabumi ini jadi pengingat bahwa cacingan masih jadi kasus yang dialami anak-anak Indonesia. Artinya Indonesia ini belum menjadi negara maju dari sisi kesehatan. Ini masih jadi PR besar,” kata Dicky menegaskan.

Baca juga: Awal Mula Temuan Cacing dalam Perut Anak di Jember, Sudah Dioperasi dan Ditangani 4 Dokter

Ia mendorong agar program pemerintah seperti makan bergizi gratis dan pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah lebih diperkuat. Termasuk pemberian obat cacing massal setiap enam bulan untuk anak usia sekolah.

Kasus balita Raya(3) menyita perhatian publik beberapa waktu belakangan ini. Kesedihan mendalam dirasakan masyarakat saat melihat cuplikan video Raya yang sedang terkapar dirawat di rumah sakit lantaran tubuhnya dipenuhi cacing. Bahkan cacing sempat keluar dari lubang hidung Raya yang lemas di bangsal rumah sakit dan membuat hati remuk redam siapapun yang melihatnya.

Balita Raya tinggal di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Raya tidak bisa memilih mau hidup seperti apa di dunia. Ia diberi Tuhan kehidupan dengan keluarga yang berlatar belakang tidak mampu. Ibu balita itu merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), sedangkan ayahnya mengidap penyakit Tuberkulosis atau TBC.

Sejak balita, Raya terbiasa di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Hal ini diduga menjadi pemicu bocah itu mengalami cacingan. Sementara itu, Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi membenarkan Raya merupakan warganya. Bocah berusia tiga tahun itu merupakan anak dari Udin (32) dan Endah (38).

Wardi mengungkapkan, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025. Raya sempat mengalami demam dan didiagnosis menderita penyakit paru-paru.

Namun, karena keluarganya tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pengobatan Raya mengalami kendala. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut menyorot meninggalnya Raya. Ia kemudian akan memberikan sanksi kepada instrumen yang tidak menjalankan tugasnya terhadap Raya, balita yang meninggal.

Baca juga: Pengakuan Kades di Sukabumi setelah Balita Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing, Ditegur Dedi Mulyadi

"Perhatian semua, dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK-nya tidak jalan, fungsi posyandu-nya tidak berjalan, dan fungsi kebidanan-nya tidak jalan," tutur Dedi.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan