Kamis, 7 Agustus 2025

Dokter Ungkap Rahasia Keberhasilan Program IUI untuk Pejuang Garis Dua

Program inseminasi intrauterin (IUI) kian diminati pasangan pejuang garis dua atau yang sedang mendambakan keturunan. 

YouTube ALIMARGIN CHANNEL
ILUSTRASI - Testpack yang menunjukkan garis dua tanda kehamilan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program Intrauterine Insemination (IUI) atau inseminasi intrauterin kian diminati pasangan pejuang garis dua atau yang sedang mendambakan keturunan. 

Namun tidak semua pasangan cocok untuk menjalani prosedur ini. 

Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta dr. Soffin Arfian, Sp. OG, MBA, FEGRF, membagikan kriteria penting bagi pasangan yang layak menjalani program ini.

“Pasangan yang cocok itu kunci pertamanya spermanya harus bagus. Jumlah sperma itu jangan kurang dari 2 juta,” jelas dr. Soffin dalam live streaming Momspiration pada kanal YouTube Tribun Health, Selasa (5/8/2025). 

Tidak Semua Bisa IUI: Seleksi Pasien Sangat Penting

Menurut Dr. Soffin, inseminasi intrauterin hanya dapat dilakukan jika minimal satu saluran tuba wanita dalam kondisi terbuka, dan tidak ada gangguan besar pada ovulasi.

Baca juga: Ini Tanda-tanda Pasangan Suami Istri Memerlukan Program Bayi Tabung

“IUI diperuntukkan untuk indikasi yang unexplained infertility. Nggak bisa dijelasin, sperma bagus, rahim bagus, tuba bagus, telur bagus, tapi nggak hamil-hamil. Nah itu adalah kandidat yang sangat bagus untuk inseminasi,” jelasnya.

Namun, jika tuba fallopi tersumbat dan mengandung cairan beracun (hidrosalping), maka harus dilakukan tindakan bedah laparoskopi terlebih dahulu untuk membuka atau memotong saluran tersebut.

“Inilah pentingnya seleksi pasien, dan disinilah peran saya sebagai minimal access surgeon, semua bisa dikerjakan di sini,” imbuh dr Soffin. 

Peran Terapi Hormon dalam IUI

Program IUI hampir selalu melibatkan terapi hormon untuk merangsang sel telur agar berkembang lebih dari satu, demi meningkatkan peluang pembuahan. 

Obat yang digunakan dapat berupa obat minum atau suntikan hormon rekombinan FSH.

“Obat-obat ini untuk mematangkan sel telur dan memperbanyak sel telur, untuk meningkatkan probabilitas terjadinya pembuahan,” kata Dr. Soffin.

Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) diberikan untuk memicu ovulasi, dan dalam waktu 36 jam, proses inseminasi dilakukan. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan