Geger Komet 3I/Atlas Disebut Pesawat Alien, BRIN: Itu dari Luar Galaksi, Usianya 7 Miliar Tahun
Disebut kapal alien karena pancarkan sinyal aneh, BRIN tegaskan komet 3I/Atlas bukan pesawat luar angkasa.
Ringkasan Berita:
- Disebut kapal alien, komet 3I/Atlas justru lebih tua dari tata surya.
- BRIN tegaskan tak ada bukti ilmiah soal sinyal alien dari komet.
- Komet raksasa ini hanya melintas sekali, bisa diamati Desember nanti.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Komet 3I/Atlas menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah sejumlah unggahan menyebut benda langit itu sebagai “kapal induk alien”.
Spekulasi tersebut muncul karena komet ini sempat memancarkan sinyal tak biasa saat pertama kali terdeteksi di luar angkasa.
Namun, klaim tersebut ditepis oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menegaskan bahwa tidak ada dasar ilmiah untuk menyebut komet 3I/Atlas sebagai pesawat luar angkasa milik makhluk asing.
“Astronom tidak akan berspekulasi di luar hasil observasi ilmiah. Tidak ada alasan untuk menduganya sebagai pesawat alien,” ujar Thomas saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu (1/11/2025).
Menurut Thomas, komet 3I/Atlas merupakan benda langit yang sangat tua dan berasal dari luar tata surya.
Dalam klasifikasi astronomi, komet ini termasuk dalam kategori interstellar object atau benda antarbintang—yakni objek yang berasal dari luar sistem tata surya dan melintas tanpa kembali.
“Usianya diperkirakan 7 miliar tahun, lebih tua dari tata surya kita yang usianya 4,5 miliar tahun,” jelas Thomas.
Penamaan komet ini juga mengikuti standar astronomi internasional.
Angka “3” menunjukkan urutan penemuan sebagai objek antarbintang ketiga yang terdeteksi, huruf “I” merujuk pada istilah interstellar, dan “Atlas” adalah nama teleskop yang pertama kali mengamati komet tersebut.
Baca juga: Fenomena Langka! Nyamuk Ditemukan di Negeri Es, Sinyal Bahaya Pemanasan Global
Komet 3I/Atlas memiliki kecepatan luar biasa, yakni sekitar 215 ribu kilometer per jam.
Ukurannya pun mencengangkan, yakni inti komet diperkirakan berdiameter 25 ribu kilometer atau dua kali diameter Bumi.
Estimasi terbaru bahkan menyebutkan bahwa kepala komet yang tersusun dari gas karbon dioksida (CO₂) bisa mencapai 700 ribu kilometer, atau lima kali diameter planet Jupiter.
Orbit komet ini juga tidak biasa. Jika kebanyakan komet memiliki lintasan elips dan kembali mengelilingi matahari secara periodik, 3I/Atlas justru memiliki orbit berbentuk hiperbola.
Artinya, ia hanya akan melintas satu kali melewati tata surya dan tidak akan kembali.
“Dia hanya melintas satu kali melewati tata surya dan tidak kembali mengorbit,” kata Thomas.
Baca juga: Benarkah Komet 3I/ATLAS Pesawat Alien? Ini Penjelasan NASA
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.