Minggu, 2 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Klaim Torpedo Nuklir Poseidon Mampu Lumpuhkan Amerika: Daya Ledak 100 Megaton

Torpedo Poseidon, tornado super nuklir—dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS), pentolan aliansi NATO.

tangkapan layar/Diario AS
SENJATA SUPER - Ini adalah Poseidon, senjata yang disebut sebagai torpedo kiamat nuklir Rusia yang tak terhentikan. Poseidon adalah salah satu dari enam senjata super eksperimental Rusia yang mampu menghindari sistem pertahanan saat ini melalui sistem pesawat nirawak bawah airnya. 

Rusia Klaim Torpedo Nuklir Poseidon Mampu Lumpuhkan Semua Negara: Daya Ledak 100 Megaton

Ringkasan Berita:
  • Rusia mengklaim senjatanya ini nyaris tidak bisa ditangkis oleh sistem pertahanan udara mana pun di dunia
 
  • Daya ledak nuklir Poseidon diperkirakan mencapai 100 megaton, kekuatan yang bisa menghasilkan tsunami nuklir ke seluruh penjuru dunia
 
  • Pembuatan torpedo Poseidon ini ditujukan untuk mampu menerobos sistem pertahanan udara Amerika Serikat

 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa (28/10/2025) kemarin mengklaim kalau negaranya berhasil menguji torpedo Poseidon bertenaga nuklir.

Torpedo Poseidon adalah sebuah pesawat nirawak bawah air jarak jauh yang mampu membawa hulu ledak nuklir. 

Baca juga: Seputar Rudal Burevestnik Bertenaga Nuklir Terbaru Rusia: Benarkah Tak Bisa Ditangkis NATO?

Seorang anggota parlemen senior Rusia menggambarkan senjata itu cukup kuat untuk melumpuhkan seluruh negara, termasuk Amerika Serikat (AS), negara saingan utama Rusia.

Klaim menambahkan, senjatanya ini nyaris tidak bisa ditangkis oleh sistem pertahanan udara mana pun di dunia.

Apa yang Penting dari Informasi Ini

  • Klaim suksesnya uji coba torpedo Poseidon baru Rusia yang bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir menandai eskalasi signifikan dalam perlombaan senjata strategis global khususnya bagi Rusia dan negara-negara Barat. 
  • Sistem persenjataan Poseidon—yang terkadang disebut di media Barat sebagai "tornado super nuklir"—dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS), pentolan aliansi NATO.
  • Persenjataan ini juga berpotensi mengirimkan gelombang pasang radioaktif dahsyat terhadap target-target pesisir.
  • Uji coba ini dilakukan di tengah ketegangan hubungan AS-Rusia akibat perang dengan Ukraina.
  • Hal ini juga menandai dinamika baru perlombaan senjata yang kembali memanas, dan meningkatnya postur nuklir di kedua belah pihak. 

Para analis militer menyoroti peran psikologis dan strategis senjata ini dalam menghambat kemajuan pertahanan rudal AS, serta potensinya untuk memengaruhi negosiasi pengendalian senjata antara Washington dan Moskow.

Ini adalah Poseidon, senjata yang disebut sebagai torpedo
Ini adalah Poseidon, senjata yang disebut sebagai torpedo "kiamat" nuklir Rusia yang tak terhentikan. Poseidon adalah salah satu dari enam senjata super eksperimental Rusia yang mampu menghindari sistem pertahanan saat ini melalui sistem pesawat nirawak bawah airnya. (tangkapan layar/Diario AS)

Apa yang Perlu Diketahui

Menurut laporan Reuters, dalam pertemuan dengan tentara Rusia yang terluka di Ukraina, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan tentang Poseidon.

"Untuk pertama kalinya, kami tidak hanya berhasil meluncurkannya dengan mesin peluncur dari kapal selam pengangkut, tetapi juga meluncurkan unit tenaga nuklir yang telah digunakan perangkat ini selama jangka waktu tertentu. Ini adalah kesuksesan yang luar biasa."

Poseidon, yang secara resmi dikenal sebagai Sistem Multiguna Kelautan Status-6, adalah torpedo bawah air otonom bertenaga nuklir yang mampu membawa hulu ledak nuklir, dengan laporan yang menunjukkan daya ledak hingga 100 megaton.

Torpedo ini dilaporkan beroperasi dengan kecepatan tinggi (hingga 54 knot) dan dapat mencapai kedalaman 1.000 meter, sebagaimana dijelaskan oleh analis keamanan nasional Steve Balestrieri dalam National Security Journal.

Para analis menggambarkan tujuan utama pembuatan rudal ini sebagai pencegah strategis—yang dimaksudkan untuk menerobos sistem rudal anti-balistik AS yang dikembangkan setelah penarikan AS dari Perjanjian ABM tahun 1972.

Implikasi strategis dan lingkungannya signifikan.

Hulu ledak Poseidon diduga merupakan bom kobalt, yang memaksimalkan kontaminasi radioaktif jangka panjang.

Menurut model NukeMap yang dikutip oleh Balestrieri, sebuah ledakan dapat membuat area seluas sekitar 1.700 x 300 kilometer tidak dapat dihuni karena dampak radioaktif atau memicu "tsunami nuklir" di kota-kota pesisir.

Kutipan Pernyataan

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved