Konflik Palestina Vs Israel
Israel Gempur Gaza setelah Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata dan Rekayasa Penemuan Sandera
Israel melancarkan serangan udara ke Gaza usai menuduh Hamas melanggar gencatan senjata dan memalsukan penemuan jenazah sandera.
Ringkasan Berita:
- Israel menggempur Jalur Gaza pada Selasa (28/10/2025) setelah menuduh Hamas melanggar gencatan senjata dengan merekayasa penemuan jenazah sandera.
- Serangan menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak dan perempuan.
- Netanyahu memerintahkan balasan usai rapat darurat. Hamas membantah tuduhan itu dan menuding Israel melanggar perjanjian.
- AS menegaskan Israel berhak membela diri, sementara korban di Gaza telah melampaui 68.000 jiwa sejak 2023.
TRIBUNNEWS.COM – Pesawat tempur Israel kembali menggempur Jalur Gaza pada Selasa (28/10/2025) malam.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu memerintahkan “serangan segera dan dahsyat” terhadap kelompok Hamas.
CNN melaporkan, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, di Kota Gaza serta Khan Yunis di bagian selatan.
Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dengan mengatur rekayasa penemuan jenazah sandera.
Kantor Netanyahu menyebut Hamas telah “melanggar secara jelas” perjanjian gencatan senjata.
Hal itu terjadi setelah Hamas mengembalikan potongan tubuh yang bukan milik salah satu dari 13 sandera yang masih hilang.
Netanyahu kemudian menggelar rapat darurat dan menginstruksikan militer untuk membalas serangan yang disebutnya “tidak dapat diterima.”
Seorang pejabat militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas menembaki pasukan Israel di sebelah timur “garis kuning” atau zona penarikan pasukan di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa Hamas akan “membayar berkali-kali lipat” atas pelanggaran tersebut.
Sementara itu, The Guardian melaporkan bahwa Hamas menolak tuduhan tersebut dan menyebut pemboman Israel sebagai “pelanggaran kriminal” terhadap gencatan senjata.
Kelompok itu menegaskan tetap berkomitmen pada perjanjian yang disepakati pada 10 Oktober 2025.
Baca juga: Israel Pasang Garis Merah, Tolak Campur Tangan Militer Turki di Gaza
Militer Israel (IDF) kemudian merilis rekaman drone yang disebut memperlihatkan anggota Hamas mengubur kembali jenazah untuk “menciptakan kesan palsu” penemuan sandera di hadapan Palang Merah.
CNN menegaskan belum dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen.
Palang Merah Internasional (ICRC) dalam pernyataannya membantah terlibat dalam rekayasa itu.
“Tim kami tidak mengetahui ada jenazah yang telah ditempatkan di sana sebelumnya,” kata ICRC.
Konflik Palestina Vs Israel
| Band Radiohead Ogah Manggung di Israel Gara-gara Rezim Netanyahu |
|---|
| Pasca-Gencatan Senjata, Bantuan Tenda Mulai Dikirim ke Palestina Jelang Musim Dingin |
|---|
| Israel Gempur Lebanon, 3 Tewas Termasuk Anggota Hizbullah, Pasukan PBB Jadi Sasaran |
|---|
| Netanyahu Mau Israel yang Tentukan Negara Mana Saja yang Boleh Kirim Tentara ke Gaza |
|---|
| Komisi X DPR Sayangkan Langkah IOC ke Indonesia: Menolak Israel Bukan Diskriminasi terhadap Atlet |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.