Konflik Palestina Vs Israel
Israel Tetapkan Gaza Jadi Zona Perang, Peringatkan Bakal Ada Serangan Besar Dalam Waktu Dekat
Militer Israel tetapkan Gaza jadi zona pertempuran yang berbahaya, menandai eskalasi terbaru dalam konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel secara resmi menetapkan Kota Gaza sebagai zona pertempuran yang berbahaya, Jumat (29/8/2025).
Pengumuman ini diumumkan langsung oleh juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, melalui akun resminya di X, menandai eskalasi terbaru dalam konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun tepatnya sejak Oktober 2023.
“Kami tidak menunggu. Kami telah memulai tahap awal serangan terhadap Kota Gaza. Saat ini kami beroperasi dengan kekuatan penuh di pinggiran kota,” kata Adraee, dikutip dari Al Jazeera.
“Mulai pukul 10.00 pagi waktu setempat, jeda taktis tidak berlaku di wilayah Kota Gaza yang kini ditetapkan sebagai zona pertempuran berbahaya,” imbuhnya.
Israel berdalih penetapan kota Gaza sebagai zona perang karena wilayah itu dianggap sebagai pusat konsentrasi kelompok perlawanan Palestina, yakni Hamas.
Israel menilai kawasan itu menyimpan pusat komando, gudang senjata, hingga jaringan terowongan bawah tanah yang masih aktif.
Dengan menyebutnya sebagai zona pertempuran, Israel berusaha melegitimasi serangan skala besar, baik dari udara maupun darat, untuk menghancurkan infrastruktur militer dan jaringan terowongan bawah tanah yang diyakini masih aktif di kawasan itu.
Langkah ini disinyalir sebagai bagian dari persiapan serangan besar-besaran, terlebih beberapa waktu lalu militer Israel secara terbuka menyebut operasi yang sedang berlangsung hanyalah “tahap awal” untuk merebut kendali penuh atas pusat kota.
Krisis Kemanusiaan Memburuk
Baca juga: Semua Negara Anggota DK PBB Sebut Kelaparan di Gaza Krisis Buatan Manusia, AS Tolak Klaim
Lebih lanjut, penetapan status zona perang memungkinkan Israel menghentikan jeda harian masuknya bantuan kemanusiaan.
Israel berdalih penghentian ini dilakukan karena bantuan bisa dimanfaatkan kelompok bersenjata, meski kenyataannya memperburuk krisis kemanusiaan.
Akan tetapi langkah Israel memicu kekhawatiran baru terkait krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Mengingat sejak beberapa bulan terakhir Israel telah melakukan aksi blokade penuh terhadap Gaza.
Hingga menciptakan kondisi bencana bagi 2,4 juta penduduknya, mengakibatkan kelaparan, wabah penyakit, dan runtuhnya layanan-layanan penting.
Organisasi kemanusian PBB untuk Anak-Anak (UNICEF) bahkan mencatat bahwa lonjakan kasus malnutrisi di pusat gizi Kota Gaza terus mengalami peningkatan.
Juru bicara UNICEF, Tess Ingram, menggambarkan kondisi lapangan sebagai “kelaparan yang nyata”.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.