Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Ingin Israel Serang Rafah, AS Tawarkan Data Rahasia ke Netanyahu

Pemerintahan AS dilaporkan telah memberikan memberikan bocoran data rahasia kepada Israel agar pasukan IDF tidak menyerang Rafah.

AFP/Al Mayadeen
Asap membumbung ke udara pasca pemboman Israel atas Kota Rafah di Gaza Selatan pada 11 Februari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah memberikan memberikan bocoran data rahasia kepada Israel agar pasukan IDF tidak menyerang Rafah.

Menurut laporan Anadolu Anjansi, AS mengklaim data rahasia yang ditawarkan adalah bantuan intelijen sensitif dan militer terkait dengan keberadaan para pemimpin senior Hamas.

Data rahasia tersebut hanya akan diberikan kepada Israel apabila mereka menghentikan invasi, yang membuat lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung di Rafah.

Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan pemerintahan Joe Biden telah mengajukan proposal terkait bocoran data rahasia tersebut kepada Netanyahu.

"Amerika Serikat menawarkan bantuan berharga kepada Israel jika mereka menolak, termasuk intelijen sensitif untuk membantu militer Israel menentukan lokasi para pemimpin Hamas dan menemukan terowongan tersembunyi kelompok itu," kata pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari Al Mayadeen.

Proposal tersebut telah diserahkan dalam satu atau dua minggu terakhir.

AS Khawatir Terhadap Serangan Israel di Rafah

Pemerintahan Biden khawatir dengan rencana Israel yang akan menyerang Rafah.

Terutama terkait penggunaan bom berat di Rafah.

Oleh karena itu, pemerintahan Biden telah mengusulkan pembangunan ribuan tenda di Israel untuk menampung warga Palestina yang mengungsi dari Rafah.

Presiden AS Joe Biden pada Jumat mengancam akan menghentikan bantuan senjata ke Israel jika Israel melancarkan serangan besar-besaran di Rafah.

Baca juga: Afrika Selatan Desak ICJ untuk Perintahkan Israel Tarik Mundur Pasukannya dari Rafah

Selama berbulan-bulan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menyerang Rafah.

Netanyahu mengklaim bahwa serangan ini hanya untuk mengalahkan Hamas.

Berbeda dengan klaim Netanyahu, Jenderal Cadangan Israel Gadi Shamni mengatakan bahwa tujuan invasi Israel di Rafah memiliki tujuan yang berbeda.

Adapun tujuan yang dimaksud adalah tujuan politik.

Shamni mengatakan bahwa ancaman dari menteri Israel Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich adalah satu-satunya alasan di balik invasi Rafah karena mereka mengancam akan menggulingkan pemerintah Israel apabila invasi tidak selesai.

Konflik Palestina vs Israel

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan