Selain Enkripsi, Verifikasi Berlapis Jadi Standar Baru Keamanan Data
Keamanan data tidak ditentukan oleh kepercayaan tunggal, melainkan oleh proses verifikasi berlapis dan akuntabilitas publik.
Ringkasan Berita:
- Manajemen kunci digital atau key management kini menjadi faktor paling krusial dalam menjaga keamanan data.
- Prinsip zero trust semakin ditekankan dalam berbagai sistem keamanan modern.
- Keamanan data tidak ditentukan oleh kepercayaan tunggal, melainkan oleh proses verifikasi berlapis dan akuntabilitas publik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keamanan data tidak lagi cukup dijaga hanya dengan sistem enkripsi. Manajemen kunci digital atau key management kini menjadi faktor paling krusial dalam memastikan bahwa perlindungan data benar-benar berjalan efektif dan transparan.
Penerapan prinsip zero trust — di mana tidak ada pihak yang otomatis dipercaya tanpa proses verifikasi — semakin ditekankan dalam berbagai sistem keamanan modern.
Kunci utama sistem digital dipisahkan menjadi beberapa bagian, disegel, dan disimpan di lokasi berbeda, guna mencegah satu pihak memiliki kendali penuh atas sistem.
Langkah ini mencerminkan penerapan nyata prinsip zero trust, di mana keamanan data tidak ditentukan oleh kepercayaan tunggal, melainkan oleh proses verifikasi berlapis dan akuntabilitas publik.
“Keamanan sejati lahir dari keterbukaan dan disiplin dalam mengelola kunci,” ujar CEO PT Equnix Business Solutions Julyanto Sutandang saat acara Root of Trust: Ksema Master Key Export and Seal Ceremony, di Cikarang, Bekasi, belum lama ini.
Dalam kegiatan tersebut, proses pengelolaan master key dilakukan secara terbuka dan disaksikan notaris serta saksi independen dari kalangan pemerintah, akademisi, dan komunitas teknologi sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip zero trust.
Dikatakannya, sistem seperti ini menunjukkan bahwa pengelolaan kunci (key management) merupakan pondasi utama dari keamanan digital.
Kunci tidak hanya berfungsi sebagai alat enkripsi, tetapi juga sebagai pusat kontrol kepercayaan (root of trust) yang menentukan siapa yang berhak mengakses, memverifikasi, dan mengelola data.
"Dengan tata kelola kunci yang terpisah dan terdokumentasi, risiko kebocoran data dapat ditekan secara signifikan," katanya.
Selain itu, pendekatan ini juga mendorong transparansi dalam tata kelola keamanan, sehingga masyarakat dan pengguna memiliki jaminan bahwa data mereka tidak dapat diakses tanpa izin.
Pakar teknologi informasi Onno W. Purbo menilai penerapan prinsip seperti ini penting untuk memperkuat kedaulatan digital nasional.
“Pengelolaan kunci digital adalah inti dari keamanan data. Sistem seperti ini membangun kepercayaan, bukan dari siapa yang memegang server, tapi dari bagaimana akses diatur dan diverifikasi,” katanya.
Baca juga: Keamanan Data Jadi Isu Sensitif dalam Adopsi AI oleh Lintas Industri
Onno juga menekankan bahwa penerapan zero trust bukan hanya urusan teknologi, melainkan perubahan paradigma.
“Keamanan sejati datang dari sistem yang bisa diverifikasi siapa pun, bukan yang bergantung pada satu pihak saja,” ujarnya.
Baca juga: Tingkatan Keamanan Data Akademik, Pakar IT Bahas Regulasi Keamanan Data
| Aduan Siber Capai 1.814 di 2024, Rumah Sakit Memperkuat Perlindungan Siber Data Pasien |
|
|---|
| Cara Mudah Menonaktifkan Aksesibilitas di Smartphone, Akses BRImo Jadi Makin Nyaman dan Terlindungi |
|
|---|
| Pesatnya Adopsi Open Source Memandirikan Implementasi Teknologi Lokal Tanah Air |
|
|---|
| Pemerintah Didesak Segera Bentuk Lembaga Perlindungan Data Pribadi |
|
|---|
| Masih Kurang, Edukasi Perlindungan Data Pribadi ke Kalangan Mahasiswa |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.