Inovasi Warga Binaan Lapas Palembang, Limbah Organik Diubah Jadi Pupuk dan Pakan Ternak
Lapas Palembang berharap dapat mengurangi volume sampah di lingkungan pemasyarakatan sekaligus menjadi contoh bagi lembaga lain.
Ringkasan Berita:
- Warga binaan Lapas Kelas I Palembang ubah limbah organik menjadi pupuk dan pakan ternak
- Sampah organik seperti sisa sayur dan buah difermentasi menggunakan EM4 mempercepat penguraian
- Lapas Palembang berharap dapat mengurangi volume sampah di lingkungan pemasyarakatan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Sampah dapur yang biasanya berakhir di tempat pembuangan kini justru menjadi sumber manfaat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Palembang.
Melalui inovasi bertajuk Circular Cleaning Pemasyarakatan (Circle-Pas), warga binaan di lapas ini berhasil mengubah limbah organik menjadi pupuk dan pakan ternak.
Program ini diperkenalkan dalam ajang Pameran Cipta Karya Warga Binaan di kawasan Kambang Iwak, Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) Sabtu (25/10/2025).
Baca juga: Sebanyak 68,82 Persen Sampah di Bali Limbah Organik, Plastik dan Sachet Jadi Sorotan
Ini menjadi langkah nyata pembinaan berbasis lingkungan yang dikembangkan Lapas Kelas I Palembang.
Kepala Lapas Kelas I Palembang, M Pithra Jaya Saragih, menjelaskan bahwa inovasi yang mengusung konsep ekonomi sirkular yang memadukan proses pemilahan, pengolahan, dan pemanfaatan kembali sampah, baik organik maupun anorganik.
“Melalui program ini, limbah tidak lagi menjadi masalah, tetapi menjadi potensi yang bermanfaat bagi ketahanan pangan dan ekonomi pembinaan,” ujarnya, Sabtu (24/10/2025).
Dalam praktiknya, sampah organik seperti sisa sayur dan buah difermentasi menggunakan EM4 untuk mempercepat penguraian.
Media tersebut kemudian digunakan untuk budidaya larva Black Soldier Fly (maggot) yang mampu mengurai limbah menjadi frass maggot—pupuk organik alami kaya nutrisi.
Maggot yang dipanen selanjutnya dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ikan dan unggas.
Baca juga: Hadapi perubahan iklim, Limbah Organik Diubah Jadi Biochar
Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam dipilah dan disalurkan ke pengepul untuk didaur ulang kembali.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari Kakanwil Ditjen Pas Sumatera Selatan Erwedi Supriyatno, Dirtekforma PAS Maulidi Hilal, serta Dirbinapi & Anak Binaan Yulius Sahruzah, yang meninjau langsung pameran hasil karya warga binaan.
Kehadiran mereka menjadi bentuk apresiasi terhadap inovasi pembinaan vokasional berbasis kepedulian lingkungan di UPT Pemasyarakatan.
Pithra menambahkan, melalui inovasi ini, Lapas Palembang berharap dapat mengurangi volume sampah di lingkungan pemasyarakatan sekaligus menjadi contoh bagi lembaga lain.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pembinaan bukan hanya soal perilaku, tapi juga kemampuan untuk berkontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” katanya.
Dengan semangat tersebut, Lapas Kelas I Palembang berupaya menjadikan CIRCLE-PAS sebagai model pengelolaan sampah terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di seluruh unit pemasyarakatan di Indonesia.
| Himpitan Ekonomi Buat Ayah Jual Bayi Baru Lahir, Ajak Istri Hamil Tempuh Jarak Ratusan KM |
|
|---|
| Ayah Jual Bayinya Rp25 Juta, Cuma Dapat Bagian Rp8 Juta, Jauh-jauh dari Bekasi ke Palembang |
|
|---|
| Polisi Bongkar Praktik Jual Bayi di Palembang, Dijual Rp25 Juta |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Palembang, Jumat 24 Oktober 2025: Mayoritas Berawan |
|
|---|
| Dosen Fisip Unsri Diduga Lecehkan Mahasiswi, Bantu Kerjakan Skripsi Jadi Modus |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.